Jumat 04 Sep 2020 07:18 WIB

Perhatian Khusus Prabowo dan Andika Terhadap Enzo

Enzo Zens Allie disebut mirip dengan Pierre Tendean yang sama-sama berdarah Prancis.

KSAD Jenderal Andika Perkasa bersama Kopral (Taruna) Enzo Zens Allie.
Foto: Dispenad
KSAD Jenderal Andika Perkasa bersama Kopral (Taruna) Enzo Zens Allie.

REPUBLIKA.CO.ID, Kopral Taruna Enzo Zens Allie (19 tahun) kembali menyita perhatian. Pemicunya, video tentangnya saat berbincang dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto beredar di media sosial (medsos).

Ada dua video yang merekam momen percakapan Enzo dengan Prabowo. Pertama saat Prabowo menanyakan kepada Enzo tentang pilihan korps yang disukainya ketika nanti lulus Akademi Militer (Akmil) Magelang. "Siap, Infanteri," kata Enzo dengan sikap sempurna. "Bener," jawab Prabowo yang didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Akmil Mayjen Dudung Abdurachman.

Video kedua sebenarnya masih di lokasi yang sama. Prabowo yang mengenakan baju krem favoritnya dan topi koboi sembari berkacamata hitam, tiba-tiba mendekati Enzo. Tidak dinyana, Prabowo yang terakhir kali menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) ABRI (kini TNI), membetulkan kerah seragam loreng taruna Enzo.

Prabowo pun menanyakan asal Enzo, yang dijawab dari Banten, tempat ia menempuh pendidikan SMP dan SMA. Prabowo juga sempat bertanya di mana ayah Enzo sekarang, yang dijawab sudah meninggal. Enzo memang berstatus anak yatim sejak usia 13 tahun, begitu yang tertuang dalam buku TNI dan Dinamika Organisasi (2020) karya Erik Purnama Putra.

Interaksi Prabowo bersama Enzo untuk pertama kalinya itu mendadak jadi santapan media arus utama. Bersumber dari medsos, pertemuan mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dengan lulusan Pondok Pesantren Al Bayan Anyer Islamic Boarding School, Kabupaten Serang, ini mendapatkan publikasi luas di media massa. Ada satu kesamaan antara Enzo dan Prabowo, yaitu sama-sama bisa berbahasa Prancis.

Prabowo datang ke Akmil Magelang, Jawa Tengah pada Jumat, 3 Juli 2020, untuk menghadiri dua agenda. Pertama meresmikan Rumah Sakit Tingkat IV Akmil Soebianto. Nama Soebianto tercatat sebagai paman Prabowo, dan memberikan pembekalan kepada taruna-taruni tingkat IV yang bakal diwisuda.

Momen kedua tentu saja terjadi keesokan harinya pada Sabtu, 4 Juli 2020. Jenderal Andika sedang olahraga pagi yang diikuti seluruh taruna dan taruni di Lapangan Pancasila Akmil. Ketika sedang jalan santai, Andika sepertinya sengaja manggandeng Enzo. Andika yang menggunakan kaus berlogo kelelawar lambang superhero (pahlawan super) Batman dengan warna campuran biru, hitam, merah tampak merangkul Enzo yang memakai kaus berwarna merah berkerah.

Foto itu kemudian diunggah Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) di akun medsos resmi dan jajaran TNI AD, termasuk Pusat Penerangan (Puspen) TNI. Sontak foto itu kembali viral, dan menjadi pemberitaan media. Lagi-lagi Enzo yang menjadi bintang.

Coba bayangkan, apabila Prabowo maupun Andika berbincang dengan taruna-taruni lain di Akmil Magelang, apakah media mau memuatnya? Tentu saja tidak. Faktanya dari beragam video dan foto agenda keduanya di Akmil, hanya yang berinteraksi dengan Enzo lah yang menyedot pemberitaan media arus utama, dan ramai dibahas warganet (netizen) di medsos.

Mirip Pierre

Enzzo lahir dari pasangan Prancis-Indonesia. Dia merupakan putra dari almarhum Jean Paul Francois Allie asal Prancis, dan Siti Hajah Tilaria yang berasal dari Sumatra Utara, dan kini menetap di Jakarta. Darah keturunan Eropa sangat kental dalam diri Enzo. Alhasil, wajah bulenya dapat dengan mudah dikenali. Apalagi, ia memiliki mata berwarna biru. Meski sudah berbulan-bulan menghabiskan latihan fisik di lapangan, namun kulitnya masih terlihat putih.

Hal itu sangat kontras dengan rekan-rekannya yang kulitnya cenderung berwarna gelap. Sudah menjadi kewajaran, jika taruna tingkat I dan II lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan daripada di kelas. Alhasil, mereka banyak terpapar sinar matahari. Jangankan taruna, taruni yang masih melakukan perawatan wajah saja mukanya terlihat kusam saat masih menjalani pendidikan di Akmil. Tidak salah, Enzo yang keturunan blasteran dianggap sebagai calon perwira berparas tampan. Selain itu, pintar pula.

Dengan berbagai karakter seperti itu, penulis jadi teringat dengan sosok Kapten (Anumerta) Pierre Andries Tendean (21 Februari 1939-1 Oktober 1965). Enzo jelas memiliki beberapa kemiripan dengan Pierre yang juga berkulit putih. Pahlawan Revolusi tersebut lulusan Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) Bandung pada 1958. Saat itu, memang ada beberapa akademi penghasil perwira yang dimiliki TNI AD, sebelum diintegrasikan menjadi Akademi Militer Nasional (AMN). Selepas pendidikan, Pierre memilih masuk korps Zeni.

Mirip dengan Enzo, Peirre lahir dari orang tua blasteran Manado dan Prancis. Ayahnya seorang dokter berdarah Minahasa, sementara ibunya berdarah Prancis. Pierre termasuk perwira cerdas, hingga menarik perhatian Jenderal Abdul Haris Nasution yang memintanya menjadi ajudan.

Pangkatnya saat itu masih Letnan Satu (Lettu). Dia menjadi korban penembakan pasukan Tjakrabirawa yang mengira Pierre sebagai Nasution saat Gerakan 30 September 1965 yang pelakunya dituding terkait Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Ajudan tewas, dan sang jenderal selamat berkat kabur dari kejaran pasukan Tjakrabirawa.

Nasution beruntung bisa terus hidup, meski kakinya terluka. Pierre yang meninggal muda pada usia 26 tahun, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Wajah rupawan Pierre pun abadi.

Kini, publik melihat Enzo memiliki kemiripan dengan Pierre. Penulis pun beberapa kali menemukan komentar pembaca media daring tentang Enzo yang mengaitkannya dengan sosok Pierre. Keduanya memang sama-sama bisa berbahasa Prancis. Berkulit putih dan bermuka bule. Kesamaan lainnya, keduanya cerdas. Karena itu, semoga Enzo bisa menjalani pendidikan dengan baik, dan lulus Akmil agar harapannya bergabung di Kopassus tergapai.

Meski begitu, penulis merasa Enzo bakal meniti karier di jalur lain. Dengan penguasaan bahasa asing itu, ia cocok untuk dijadikan ajudan atau aides de camp (ADC) pimpinan TNI AD saat berpangkat Letnan Satu (Lettu). Bisa KSAD bisa pula jabatan pati lainnya. Penulis jadi ingat tentang ajudan mendiang Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang gagah rupawan dari satuan Kopassus.

Bukan tidak mungkin nanti Enzo bisa seperti itu. Ini hanya sekadar prediksi, karena nanti semuanya berpulang pada hasil tes penjurusan dan psikologis di Akmil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement