Kamis 03 Sep 2020 20:30 WIB

Kemenkes: Peran Keluarga Penting Beri Informasi Bahaya Rokok

Keluarga jangan salah dalam memberikan informasi tentang rokok ke anak-anak.

Peran keluarga sangat penting untuk memberikan informasi tentang bahaya merokok. (Foto: ilustrasi kampanye antirokok)
Foto: Antara
Peran keluarga sangat penting untuk memberikan informasi tentang bahaya merokok. (Foto: ilustrasi kampanye antirokok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Riskiyana Sukandhi Putra mengatakan peran keluarga sangat penting untuk memberikan informasi tentang bahaya merokok. Karena itu, keluarga tidak boleh salah dalam memberikan informasi tentang rokok ke anak-anak.

"Supaya keluarga bisa memahami bahwa kalau salah memberikan investasi informasi kepada anak-anak kita, maka yang terjadi adalah kita akan menuai masalah di kemudian hari. Jadi ini yang perlu kita tanamkan kepada pihak keluarga," kata Riskiyana dalam seminar virtual "Peran Keluarga dalam Menolak Bujukan Rokok" yang diselenggarakan Kemenkesdan dipantau dari Jakarta, Kamis (3/9).

Baca Juga

Hal itu penting, kata dia, karena kenyataan maraknya perokok anak. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10-18 tahun dari 7,2 persen menjadi 9,1 persen. Menurut Riskiyana, data menunjukkan dua dari tiga anak laki-laki serta satu dari lima anak perempuan sudah pernah mengisap rokok. 

Fakta itu meningkatkan kekhawatiran akan paparan rokok pada anak, mengingat ketika sudah pernah mencoba dikhawatirkan akan sulit menghentikan kebiasaan tersebut. Ditambah, kata dia, ketika Indonesia berada di situasi pandemi Covid-19, yang menyerang sistem pernapasan, bahaya yang ditimbulkan dari asap dan nikotin rokok juga harus menjadi perhatian karena dapat berpengaruh terhadap risiko terpapar.

Keluarga dapat berperan untuk memberikan informasi terkait rokok dari berbagai sisi, seperti dari agama, ilmiah dan kultural untuk melawan promosi yang dilakukan produsen rokok. Dia memberikan contoh terdapat pemahaman kurang benar tentang rokok yang beredar di masyarakat, seperti bagaimana orang merokok memberikan kontribusi untuk BPJS Kesehatan atau sejenisnya.

Selain itu adanya brand rokok di acara olahraga atau kultural bisa membuat anak menempatkan perokok sebagai pahlawan yang memberikan sumbangan untuk kegiatan-kegiatan itu. "Inilah yang pihak keluarga mestinya memberikan persepsi yang benar," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement