REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menghadiri tahlilan 40 hari wafatnya Almarhum Gusti Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Dalem Agung Pakungwati Keraton Kasepuhan Cirebon, Kota Cirebon, Ahad (30/8).
Ridwan Kamil mengatakan, Sultan Arief adalah sosok yang teladan dan sangat berjasa bagi kemajuan Cirebon dan Jabar. Ia pun mengaku kehilangan atas kepergian Sultan Arief.
"Dengan pangeran Arief, saya sangat bersahabat, almarhum sangat luar biasa itu kenapa tadi kita mendoakan beliau," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Ahad malam (30/8).
Selain itu, Emil berharap proses Jumenengan (Penobatan) Sultan Sepuh XV Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin berjalan baik. Jika ada dinamika yang terjadi, ia meminta untuk diselesaikan dengan musyawarah.
"Hari ini ada Jumenengan dan ada dinamika. Silakan diselesaikan sebaik-baiknya dengan dua cara, pertama gunakan sila keempat pancasila yaitu musyawarah untuk mufakat," paparnya.
Kalau tidak ada musyawarah untuk mufakat, kata dia, tentulah ini adalah negeri hukum sehingga bisa diselesaikan dengan cara baik-baik melalui koridor hukum.
Emil berharap, selama proses Jumenengan berlangsung, tidak ada kekosongan kepemimpinan di Keraton Kasepuhan Cirebon. "Kami menghormati tradisi Jumenengan agar tidak ada kekosongan dalam tradisi di Keraton Kasepuhan," katanya.
Pemerintah Provinsi Jabar, kata dia, akan terus melindungi dan menghormati situs-situs dan kegiatan budaya, termasuk di Keraton Kasepuhan. "Kami sangat menghormati masa lalu. Ini adalah kekayaan Jabar, sebelum Indonesia lahir sudah ada Kesultanan Cirebon jadi sudah sewajarnya kami menghormati dan melindungi tradisi di sini," katanya.