REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menerima bantuan satu alat Polymerase Chain Reaction (PCR) dari pemerintah provinsi Jawa Barat, Ahad (30/8). Alat tersebut dapat melakukan pemeriksaan uji usap hingga 100 sampel per hari dan hasilnya dapat diketahui kurang lebih 40 menit.
"Alhamdulillah Pemkot Bandung mendapat bantuan satu unit PCR portable, itu kapasitas per hari bisa 100 dan hasil kurang lebih 40 menit sudah bisa diketahui," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Ahad (30/8).
Ia mengungkapkan, keberadaan PCR tersebut diharapkan dapat mendorong uji usap lebih banyak kepada masyarakat Kota Bandung. Selain itu, diharapkan tes masif bisa terus dilakukan untuk meminimalisasi dan menekan penyebaran virus corona.
"Di Bandung tidak ada (subklaster industri), yang rawan masih di pasar karena masih banyak tidak menggunakan masker," katanya.
Yana menambahkan, pihaknya menargetkan uji usap di Kota Bandung minimal satu persen. Saat ini katanya baru sekitar 19.800 warga Kota Bandung yang sudah menjalani uji usap atau hanya 0,8 persen dari jumlah warga.
"Sudah 0,8 persen untuk polymerase chain reaction (PCR), kalau rapid sudah melebihi (target), mudah-mudahan tambahan alat PCR ini mempercepat tes," katanya.
Pemkot Bandung melakukan uji spesimen di Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL 2) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung. BSL 2 ini dapat menguji hingga 200 sampel perharinya.