REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus positif Covid-19 di Jabar mengalami kenaikan cukup tajam pada akhir pekan ini. Misalnya, pada Jumat (28/8) terdapat kenaikan 526 kasus baru.
Angka tersebut menjadi urutan kasus terbanyak kedua setelah kasus di Secapa AD sebanyak 965 kasus baru pada 8 Juli 2020 lalu. Sebelumnya, pada 27 Agustus 2020 sekitar 372 lebih tinggi, dari 154 kasus terkonfirmasi kemarin.
Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar, Siska Gerfianti, lonjakan kasus baru pada Jumat 28 Agustus 2020 salah satu kontribusi klaster baru di kawasan industri di Bekasi. Jumlahnya, mencapai 300 lebih. Selain itu, bisa berasal juga dari kasus baru pasca liburan panjang akhir pekan dua pekan yang lalu.
"Lumayan banyak tambahan kasus besarnya 242 di Cikarang ditambah 71 di Karawang. Lainnya nunggu hari ini hasilnya," ujar Siska kepada wartawan akhir pekan ini.
Siska mengatakan, pekan depan Gubernur Jabar akan melakukan kunjungan Bekasi. " Kunjungan dilakukan untuk penguatan-penguatan," katanya.
Siska menjelaskan, dengan kondisi ancaman kenaikan kasus tersebut, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi dan inovasi. Salah satu inovasi yang saat ini sudah mulai disebarkan ke daerah yaitu, PCR portable yang sudah dibagikan ke 27 kota kabupaten yang berfungsi untuk tracing, testing dan treatment.
"Mudah-mudahan dengan adanya inovasi pcr portable kita bisa mendetect orang yang positif sehingga penanganan lebih cepat," katanya.
Pembagian PCR portable tersebut, kata Siska, menjadi bagian upaya memenuhi target pengetesan 1 per 1.000 orang atau 50 ribu per pekan hingga memenuhi pengetesan 1 persen dari populasi.
Menurutnya, ada 24 Laboratorium di Jabar dengan total 6.000 sampel per hari sehingga satu pekan bisa 50 ribu pengetesan PCR. "Kemudian dengan pcr portable bisa seratus sampel sepekan dikalikan 27 kota kabupaten, tapi itu buat tes tracing," katanya.
Siska mengatakan, hingga Jumat 28 Agustus Gugus Tugas Jabar sudah mencatat sudah ada 291.914 rapid tes dan 216.387 tes pcr.
Menurutnya, pelacakan dan pengetesan COVID-19 di instansi pemerintahan dan perkantoran intens dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tujuannya mencegah penularan Covid-19 di tempat kerja.
Selain memutus mata rantai, kata dia, pelacakan dan pengetesan dilakukan untuk memetakan keberadaan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. "Tujuannya, kami ingin melihat bagaimana peta penyebaran Covid-19 dan untuk memutus rantai penularannya," kata Siska.
Penguatan kesiapan laboratorium pun dilakukan, supaya pelacakan dan pengetesan berjalan optimal. Penanggung jawab Labkes Provinsi Jabar Ryan B Ristandi mengatakan, kemampuan pengetesan Labkes Provinsi Jabar per hari berada di angka 1.500 sampai 2.000 sampel.
"Kami tetap melakukan pembagian jadwal dengan 3 sif dengan kami ada kurang lebih 70 karyawan berkolaborasi Labkes Jabar dengan ITB," kata Ryan.
Pemprov Jabar, kata dia, konsisten meningkatkan kapasitas pengetesan dengan menyiapkan laboratorium satelit. Terdapat 28 laboratorium satelit yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar.