Sabtu 29 Aug 2020 10:37 WIB

Yogyakarta Perbanyak Pertunjukan Kebudayaan Secara Virtual

Salah satu pertunjukan seni yang akan digelar virtual adalah Jogja Cross Culture.

Pengunjung mengamati karya saat pameran seni Artjog Resilience di Jogja National Museum, Yogyakarta, Rabu (26/8/2020). Perhelatan festival seni rupa kontemporer tersebut sebagai respons situasi darurat agar untuk kembali pulih dari keterpurukan itu berlangsung hingga 10 Oktober 2020 secara daring.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Pengunjung mengamati karya saat pameran seni Artjog Resilience di Jogja National Museum, Yogyakarta, Rabu (26/8/2020). Perhelatan festival seni rupa kontemporer tersebut sebagai respons situasi darurat agar untuk kembali pulih dari keterpurukan itu berlangsung hingga 10 Oktober 2020 secara daring.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berupaya untuk tetap menggelar pertunjukan seni dan budaya di masa pandemi Covid-19. Upaya yang dilakukan adalah dengan memperbanyak pergelaran pertunjukan secara virtual.

“Salah satunya adalah Jogja Cross Culture. Kami sedang menyusun konsep agar kegiatan ini tetap dapat diselenggarakan, tentunya secara virtual,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Kadri Renggono di Yogyakarta, Sabtu (29/8).

Baca Juga

Meskipun digelar secara virtual, namun Kadri berharap Jogja Cross Culture tersebut tetap mampu menyuguhkan pertunjukkan seni dan budaya yang berkualitas dan dapat dinikmati oleh masyarakat secara optimal.

Untuk saat ini, lanjut dia, lokasi utama penyelenggaraan pertunjukkan tetap dipilih di Titik Nol Kilometer Yogyakarta atau sama seperti saat pertunjukkan tersebut digelar untuk pertama kalinya pada 2019.

“Kami akan banyak mengandalkan teknologi agar pertunjukkan bisa terselenggara dengan baik dan protokol kesehatan terjaga,” katanya.

Sedangkan untuk penerapan protokol kesehatan, Kadri menegaskan bahwa syarat tersebut merupakan harga mutlak yang harus dipenuhi sehingga pertunjukkan pun tetap berjalan dengan aman dari sisi kesehatan.

“Banyak juga pertunjukkan yang mulai digelar pada pekan kedua September hingga akhir tahun, seperti pertunjukkan seni musik, teater dan tari. Banyak yang akan digelar secara virtual,” katanya.

Selain menggelar pertunjukan seni dan budaya secara virtual, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta juga akan memberikan ruang dan fasilitasi untuk pembuatan film-film pendek bertema budaya.

“Tentunya, cerita yang diangkat adalah bagaimana budaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Yogyakarta,” katanya.

Sedangkan untuk kegiatan pembinaan kebudayaan, diwujudkan dengan menyelenggarakan workshop rintisan kelurahan budaya dan diharapkan jumlah kelurahan budaya di Kota Yogyakarta semakin bertambah.

Saat ini, baru ada dua kelurahan budaya di Kota Yogyakarta dan 21 rintisan kelurahan budaya. “Pembinaan kelurahan budaya berada di DIY, sedangkan kami membina rintisan kelurahan budaya. Jika sudah memenuhi level untuk masuk dalam kategori kelurahan budaya, maka akan diusulkan ke DIY untuk diverifikasi dan ditetapkan,” katanya.

Selain workshop, upaya untuk membentuk rintisan kelurahan budaya juga dilakukan dengan memfasilitasi pertunjukan di wilayah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti pembatasan jumlah pengunjung dan menggelar kegiatan di ruang terbuka yang luas.

“Hampir semua kegiatan yang kami lakukan tahun ini didanai menggunakan dana keistimewaan. 90 persen memakai dana keistimewaan,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mendorong Dinas Kebudayaan untuk mulai menggelar berbagai pertunjukkan seni dan budaya secara virtual.

“Yogyakarta yang merupakan gudang seniman dan budayawan harus mampu menunjukkan kiprah dan eksistensi sebagai kota seni dan budaya. Harus ada event untuk mereka. Meski di masa pandemi, tetapi harus kreatif dan berkarya,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement