Jumat 28 Aug 2020 23:36 WIB
jabodetabek

Penularan Klaster Keluarga di Bogor Peringkat Tertingggi

Penularan Covid-19 dari klaster keluarga sangat mengkhawatirkan.

Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor memberikan keterangan kepada awak media terkait perkembangan penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19 di Teras Balaikota Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2020). Berdasarkan informasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Kota Bogor menjadi satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang berubah status menjadi zona merah atau resiko tinggi penyebaran COVID-19 karena dalam 10 hari terakhir kasus terkonfirmasi positif terus bertambah dengan angka rata-rata di atas 10 kasus baru setiap harinya.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor memberikan keterangan kepada awak media terkait perkembangan penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19 di Teras Balaikota Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2020). Berdasarkan informasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Kota Bogor menjadi satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang berubah status menjadi zona merah atau resiko tinggi penyebaran COVID-19 karena dalam 10 hari terakhir kasus terkonfirmasi positif terus bertambah dengan angka rata-rata di atas 10 kasus baru setiap harinya.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan bahwa penularan Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat dari klaster keluarga saat ini menempati peringkat tertinggi dibandingkan penularan dari penyebab lainnya. "Penularan Covid-19 dari klaster keluarga ini sangat mengkhawatirkan dan harus segera diantisipasi. Karena adalah lingkungan terkecil di masyarakat dan anggota keluarga saling kontak erat," katanyadi Balai Kota Bogor, Jumat (28/8).

Menurut dia, penularan Covid-19 di klaster keluarga trennya terus meningkat. Jumlah keluarga yang menjadi klaster juga terus meningkat. "Penyebarannya dalam dua pekan terakhir melonjak tinggi," katanya.

Baca Juga

Saat ini, kata dia, ada 48 keluarga menjadi klaster dengan jumlah anggota keluarga terkonfirmasi positif Covid-19 ada 189 orang. "Akumulasi kasus positif Covid-19 di Kota Bogor seluruhnya ada 553 orang, sehingga persentase kasus positif Covid-19 di klaster keluarga ada 34,17 persen," katanya.

Dari 189 anggota keluarga yang terpapar positif Covid-19, menurut dia, sebagian besar adalah orang usia lanjut dan anak-anak.

Karena itu, wali kota mengingatkan warga Kota Bogor berusia lanjut maupun anak-anak untuk menghindari potensi penularan Covid-19 agar tetap berada di rumah. Juga tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak penting.

Sedangkan dari hasil tes swab yang saat ini gencar dilakukan oleh Dinas Kesehatan, dari penelusuran kasus positif ada 49 persen, dari orang tanpa gejala (OTG) ada 24 persen, penularan di tempat umum 18 persen, serta dari screening warga luar Kota Bogor ada tujuh persen.

"Tren meningkatkan kasus positif di Kota Bogor bisa disebabkan dari gencarnya tes swab pada penelusuran kasus positif serta dari aktivitas warga luar Kota Bogor," katanya.

Guna menekan terus meningkatnya penularan Covid-19, Pemerintah Kota Bogor menerapkan pembatasan sosial berskala mikro dan kmunitas (PSBMK) di Kota Bogor selama dua pekan, mulai Sabtu (29/8). PSBMK ini basisnya di tingkat rukun warga atau RW di kelurahan-kelurahan di Kota Bogor tingkat kewaspadaannya tinggi terhadap Covid-19 atau zona merah. 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement