Jumat 28 Aug 2020 01:50 WIB

Emil Batasi Kegiatan demi Testing Vaksin Covid-19

Ridwan Kamil lolos ke tahap berikutnya sebagai relawan testing vaksin Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) didampingi istri Atalia Praratya (kiri) menunjukan nomor antrian tes kesehatan, di puskesmas Garuda, kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil akan menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap atau swab test sebelum dilakukan proses penyuntikkan atau uji klinis tahap III vaksin Sinovac COVID-19.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) didampingi istri Atalia Praratya (kiri) menunjukan nomor antrian tes kesehatan, di puskesmas Garuda, kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil akan menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap atau swab test sebelum dilakukan proses penyuntikkan atau uji klinis tahap III vaksin Sinovac COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersyukur karena hasil tes swab pengecekan kesehatan fisik sebagai relawan testing vaksin Covid-19 negatif. Artinya, ia lolos ke tahap berikutnyna.  Selanjutnya, masih ada empat rangkaian tes yang harus dijalani selama enam bulan ke depan.

Menurut Ridwan Kamil, selama menjadi relawan testing vaksin Covid-19, ia selalu menjaga kebugaran tubuhnya. Ia selalu menjaga tidur tepat waktu dan mengonsumsi makanan yang baik.

Tujuannya agar jangan sampai sakit karena menjadi relawan dan semua orang mengiranya karena vaksin. Padahal, sakit tersebut karena gaya hidup. Misalnya, sering angin-anginan jadi fisik terkuras habis. Sehingga, ini bisa mengaburkan penilaian.

"Saya juga mengurangi kegiatan yang sifatnya jauh dan membuat fisik terkendala makanya saya batasi kegiatannya. Tapi hanya frekuensi jumlah lah yang dikurangi. Misalnya, biasanya 9 jadi hanya 5 kegiatan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, kepada wartawan, Kamis (27/8).

Saat ditanya apakah ia membatasi perjalanan dinas ke luar kota, Emil menjelaskan, sebenarnya relawan bukannya tak boleh pergi ke luar kota. Tapi, definisinya kenapa relawan harus orang Bandung agar kalau dipanggil dokter selalu ada.

"Kalau orang di luar Bandung ini akan susah. Misalnya, ketika dibutuhkan mereka ada di luar kota. Kalau kita (dari Bandung, red) misalnya datangnya ini lebih mudah. Tapi, bukan berati tidak boleh keluar Bandung," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement