Kamis 27 Aug 2020 16:48 WIB

Ridwan Kamil Minta Industri Waspadai OTG

Seharusnya manajemen industri menjadi pihak paling disiplin menerapkan protokol

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Suasana pabrik LG di kawasan MM 2100, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/8/2020). Pemerintah Kabupaten Bekasi memberhentikan sementara aktivitas pabrik selama 14 hari akibat 242 karyawan terpapar COVID-19.
Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA
Suasana pabrik LG di kawasan MM 2100, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/8/2020). Pemerintah Kabupaten Bekasi memberhentikan sementara aktivitas pabrik selama 14 hari akibat 242 karyawan terpapar COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil telah mendapat data sejumlah pabrik di kawasan industri Mm2000 yang karyawannya positif terpapar Covid-19. Menurutnya, setidaknya ada tiga pabrik besar yang karyawannya banyak terpapar.

"Satu di pabrik LG ada 242 kasus, ini lumayan sangat banyak, di mana domisilinya ada di Bekasi, Jakarta, Kawarang, dan beberapa daerah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam konferensi pers, Kamis (27/8).

Sedangkan satu pabrik lainnya, menurut Emil, adalah Suzuki. Jumlah yang terkonfirmasi ada sekitar 71 karyawan yang terpapar virus corona. Sedangkan satu pabrik lagi belum bisa disebut karena masih dalam tahap pengetesan.

Emil mengatakan, di kawasan industri ini jumlah kasusnya banyak karena memang daerah tersebut diperuntukan bagi perusahaan besar yang menampung banyak pekerja. Emil menegaskan, seharusnya manajemen industri menjadi pihak paling disiplin menerapkan protokol kesehatan. Mereka, harus bisa membuat kawasannya bersih dan tidak menjadi tempat penyebaran virus.

Emil menilai, dengan adanya kasus yang angkanya besar bisa saja protokol kesehatan di dalam pabrik kurang maksimal. Bisa juga, karena pemakaian masker oleh karyawan tidak benar, atau aturan jaga jarak tidak dipatuhi seluruhnya.

"Sehingga ada OTG (orang tanpa gejala) wara-wiri (berkeliling) melakukan kegiatan. Ini sebenarnya yang harus kita waspadai," kata Emil.

Emil pun meminta, manajemen perusahaan yang ingin membuka kembali operasinal agar memaksimalkan penegakan protokol kesehatan. Khususnya, untuk industri yang mempekerjakan banyak orang harus tetap waspada.

Dengan adanya kejadian ini, kata dia, memperlihatkan bahwa industri itu tidak kebal terhadap penyebaran virus corona. "Jangan sampai industri yang sudah buka kemudian tutup lagi gara-gara Covid-19," katanya.

Di sisi lain, kata Emil, penyebaran virus bisa saja tidak terjadi di perkantoran atau industri tempat bekerja. Karena, manajemen perusahaan belum bisa dengan tegas melarang pekerja untuk melakukan berbagai hal ketika mereka selesai bekerja.

Bisa saja, kata dia, ada pekerja yang selepas jam kantor kemudian bepergian ke pasar atau bersantai bersama teman-teman di tempat makan. Kemudian, dari sana mereka terpapar sehingga kemudian terbawa ke rumah dan kantor.

"Maka protokol kesehatan di tempat kerja yang harus ditegakkan dan disiplin. Kalau bisa industri mendisiplinkan mereka baik di pabrik maupun di rumah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement