REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX (Kesehatan) DPR RI Netty Prasetiyani mengkritisi pernyataan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita sempat yang menyatakan pembukaan bioskop dapat meningkatkan imunitas karena memberi rasa bahagia. Ia menilai narasi menonton di bioskop meningkatkan imun berlebihan dan dibuat-buat.
“Kenapa hiburan harus dengan bioskop? Masih banyak cara yang lain. Lagi pula, dengan kecanggihan era digital saat ini, masyarakat dapat mengakses beragam film hanya melalui smartphone atau TV berlangganan tanpa harus ke bioskop,” kata Netty saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (27/8).
Netty mengatakan pemerintah seharusnya memberikan kepastian jaminan perlindungan keselamatan rakyat. Karena itu, ia berharap rencana tersebut dipertimbangkan dengan matang dan pelaksanaannya dipersiapkan dengan baik.
Ia menambahkan regulasi pembukaan bioskop ini juga harus jelas dan lengkap mengatur soal jam tayang, kapasitas ruang, pembelian tiket, jaga jarak dan implementasi protokol kesehatan secara ketat karena keselamatan rakyat harus jadi prioritas. Menurut Netty, pemerintah juga harus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para pelaku industrinya.
“Pastikan bahwa wacana pembukaan bioskop ini bukan semata karena tekanan industri demi alasan pemulihan ekonomi,” ujar dia.
Netty menilai, pembukaan bioskop ini waktunya kurang tepat. Ia pun mempertanyakan kembali alasan dibukanya bioskop ketika pandemi Covid-19 di Indonesia tak kunjung mereda.
“Apa urgensinya? Bukankah kita masih berjuang melawan Covid-19, kenapa justru bioskop yang rentan menjadi klaster baru penyebaran virus mau dibuka?,” ujar dia.
Netty menekankan prioritas program pemerintah harus pada penguatan sistem kesehatan sebagai akar permasalahan. Karena itu, yang harus diyuntaskan adalah masalah kesehatannya.
"Baru setelah itu sektor lain. Penguatan ekonomi baru bermakna jika keselamatan rakyat terjamin" ujar dia.