REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina komunitas Bike to Work (B2W), Toto Sugito mengatakan, ruas jalan tol untuk pesepeda roadbike yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak terlalu diperlukan. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta seharusnya lebih memprioritaskan fasilitas yang ada.
"Sebaiknya memprioritaskan fasilitas yang ada. Pemprov sudah membuat jalur sepeda. Itu dilebarin lagi lalu dijagain, diberi aturan dan sanksi yang tegas. Fokus aja ke situ, enggak usah nambah-nambahin mau diperpanjang. Kalau diperpanjang tapi enggak aman males juga lewat situ," tuturnya kepada Republika, Rabu (25/8).
Toto sangat menekankan pada nilai keamanan bagi pesepeda. Dia menyebut, menjadi tidak tepat terealisasi jika tidak mengutamakan keamanan bagi pesepeda saat melaju di jalan tol tersebut. Dia hanya setuju jika jalan tol ditutup sepenuhnya bagi kendaraan bermotor ketika jalur sepeda roadbike tersebut dibuka.
"Kalau itu permohonan surat untuk penutupan full saya pikir baik. Kalau tidak mending jangan. Saya berharap tidak disetujui (Kementerian) PUPR penutupan setengah-setengah," katanya.
Dia menegaskan, jika jalur sepeda roadbike tersebut beriringan dengan kendaraan bermotor lainnya, hal itu sangat berbahaya bagi pesepeda. "Kalau benar-benar sepeda boleh lewat jalan tol tapi masih ada kendaraan bermotor lainnya yang tidak pelan, maka risiko kecelakaan tinggi. Sangat tidak tepat, kecuali jalan tol ditutup untuk kendaraan bermotor," ucap Toto
Ketika disinggung soal lahirnya rencana lajur sepeda di tol tersebut, Toto menuturkan, pihaknya tidak pernah meminta atau mengajukan hal tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta. "Setahu saya dari komunitas, saya sebagai pengurus tidak pernah meminta (adanya jalur sepeda) di tol. Enggak tahu itu dari mana," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengirimkan surat kepada Kementerian Pengerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk memberikan izin membuka satu ruas jalan tol untuk pesepeda roadbike. Anies menjelaskan, dalam surat pernyataannya meminta Tol Lingkar Dalam Jakarta (Cawang-Tanjung Priok) sisi barat untuk jalur sepeda dibuka pada Ahad pukul 06.00 WIB-09.00 WIB.
Hal itu dikarenakan animo masyarakat menggunakan sepeda sangat tinggi saat pandemi Covid-19. Sehingga Pemprov DKI Jakarta memberikan jalur sepeda 63 kilometer (km) berlokasi di 22 ruas jalan.
Anggota Komisi D DPRD DKI, Judistira Hermawan, menganggap, usulan Anies yang ingin sepeda bisa masuk jalan tol merupakan kebijakan aneh dan tidak relevan. Dia menyebut, masalah keamanan harus dipikirkan. "Kan jelas pasti membahayakan sepeda di situ, karena yang diminta pemerintah provinsi itu kan hanya satu jalur sepeda lainnya tetap kecepatan yang melintas cukup tinggi, sehingga potensi di situ ada bahaya," kata Sekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI itu.
Judistira menjelaskan, ruas jalan di Jakarta untuk pesepeda sudah difasilitasi saat aktivitas car free day (CFD). Karena itu, sangat membahayakan malahan jika pesepeda boleh melintasi jalan tol. Dia pun tidak paham mengapa Anies mencetuskan kebijakan yang tidak relevan dengan kebutuhan masyarkat tersebut.
"Saya kira engga perlulah. Jalan tol itu tempat melintas kecepatan yang tinggi, mau disatukan kegiatan sepeda yang berpotensi ke situ kajiannya dari mana ini," kata Judistira.