REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) mengatakan media massa ikut mensosialisasikan pentingnya penggunaan hak pilih kepada masyarakat pada Pilkada serentak 2020. Sehingga tingkat partisipasi masyarakat tetap tinggi, meski pilkada digelar dalam kondisi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
"Karena media ini punya basis massa yang jelas, punya pembaca dan pendengar yang jelas. Saya pikir tanpa peran media maka tingkat partisipasi masyarakat tidak bisa maksimal," ujar Komisioner KPU Jatim divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat, Gogot Cahyo Baskoro di Surabaya, Rabu (26/8).
Gogot mengatakan, tidak bisa dipungkiri, di tengah pandemi Covid-19 ada kekhawatiran berlebih di benak masyarakat untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan menyalurkan hak pilihnya. Kekhawatiran yang dimaksud tiada lain adalah takutnya masyarakat akan tertular Covid-19. Maka menurutnya, perlu sosialisasi dan pencerahan kepada masyarakat, bahwa seluruh tahapan Pilkada serentak dilakukan dengan mengedepankan penerapan protokol kesehatan.
"Di era pandemi ini banyak pihak memgkhawatirkan tingkat partisipasi pemilih akan turun. Karena mungkin ada ketakutan dari masyarakat untuk berpartisipasi baik itu sebagai penyelenggara maupun menggunakan hak pilihnya," ujar Gogot.
Gogot menegaskan, untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait penerapan protokol secara ketat, sangat dibutuhkan peran media massa. Karena, kata dia, KPU tidak bisa melakukannya sendiri mengingat adanya keterbatasan anggaran dan SDM. Pencerahan yang dilakukan diharapkannya dapat meyakinkan masyarakat akan keamanan saat menyalurkan hak pilihnya.
"Tidak bisa KPU melaksanakan tugas berat ini sendirian karena memang tugas kita bertambah. Karena tentu kami tidak bisa menjangkau masyarakat secara menyeluruh karena keterbatasan anggaran, keterbatasan SDM. Mau tidak mau harus melibatkan media," katanya.