REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara, Benny Laos yang sekaligus mewakili masyarakat di Pulau Morotai, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya atas program-program yang dijalankan oleh Pemerintah salah satunya adalah Tol Laut.
“Saya atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo, kepada Kementerian Perhubungan khususnya Pak Menhub dan Pak Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian BUMN melalui PT. Pelni, Kementerian Perdagangan yang telah menjalankan program dan visi besar Bapak Presiden dalam Nawa Cita-nya,” ujar Benny saat menjadi narasumber dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan di Jakarta, dalam keterangannya yang diterima Republika,co.id, Senin (24/8).
Menurutnya, Indonesia dalam usianya yang telah menginjak 75 tahun kemerdekaan, di tiga tahun terakhir program Tol Laut telah menunjukan hasil nyatanya. Ia menyebutkan, bahwa dirinya dan masyarakat Pulau Morotai telah merasakan arti daripada Kemerdekaan itu.
“Dalam pelaksanaan ini betul-betul kami merasakan semua kebijakan-kebijakan telah berjalan. Sehingga, dampak yang terjadi melalui proses Tol Laut ini dari tahun ke tahun--kurang lebih 3 tahun ini--telah melahirkan banyak dampak yang positif,” ungkapnya.
Benny mengatakan, Tol Laut telah menjadi urat nadi untuk pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana diketahui bersama, jika pertumbuhan ekonomi berjalan dengan positif akan menurunkan pengangguran dan kemiskinan.
Tol Laut juga telah menjadi konektivitas jembatan barang. “Dulu Morotai barangnya dari Bitung, sekarang kita telah langsung dari Surabaya ke Morotai. Sebelum ada Tol Laut, kita menggunakan kapal container dia turun ke Ternate sampai ke Morotai dengan total biaya 40 juta. Dengan hadir Tol Laut secara otomatis menghasilkan penurunan harga barang,” ungkap Benny.
Namun, menurutnya, penurunan harga barang yang terjadi di Pulau Morotai kurang lebih baru sekitar 5-15 persen. Contoh, kalau besi beton dulunya Rp 90 ribu sekarang kurang lebih Rp 75 ribu. Gula, secara partai dulu Rp 14 ribu sekarang Rp 12 ribu, beras dulu Rp 12 ribu sekarang Rp 11.500, minyak goreng Rp 12.500 turun menjadi Rp 12.000.
"Kenapa minyak goreng tidak terlalu signifikan karena kita mengambil dari pabriknya yang ada di Bitung. Dalam posisi menurunkan harga barang ini sangat membantu masyarakat secara umum,” tambahnya.
Morotai juga telah mampu mengirimkan produk-produk lokal ke Surabaya. Di antaranya hasil perikanan dan hasil perkebunan. Kalau sebelum ada Tol Laut, harga ikan tuna Rp 25 ribu/kg dikirim ke Bitung dengan kapasitas yang terbatas dan investornya belum ada. "Tetapi, sejak kehadiran Tol Laut dengan dukungan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, harga ikan melonjak menjadi Rp 37 -38 ribu/kg,” ujar Benny.
Sebelumnya, dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia. Salah satu kontribusi yang dihasilkan dari sisi transportasi laut yaitu dengan hadirnya program Tol Laut yang dicanangkan oleh masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Saat ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana dalam mendukung peningkatan konektivitas, integrasi dan pemerataan wilayah, baik di wilayah Indonesia Bagian Timur maupun wilayah 3TP (Terluar, Terpencil, Terdalam, Perbatasan), salah satunya dengan meningkatkan program Tol Laut dari tahun ke tahun. Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo di acara webinar tersebut.
Dalam webinar yang mengangkat tema ‘Transportasi untuk Merajut Keberagaman’ ini, Dirjen Agus menyampaikan bahwa Pulau Morotai merupakan salah satu pulau yang merasakan penurunan disparitas harga dibandingkan dengan sebelum hadirnya program tol laut.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto yang juga turut menjadi narasumber dalam webinar tersebut mengatakan, bahwa pihaknya bersyukur juga karena pasokan logistik di daerah tetap tersedia meski di tengah pandemi covid-19. “Salah satu program yang menjadi andalan adalah program tol laut. Program tol laut tidak bisa dipisahkan dari pelayaran nasional karena sejak awal kami juga terus ikut berkecimpung melayani proyek tol laut sehingga sampai saat ini INSA menjadi partner Kemenhub untuk berkoordinasi dalam mensukseskan program ini,” ujar Carmelita.