REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di Jatim dilakukan secara terbatas dan hati-hati. Yakni dengan menjadikan prinsip keselamatan jiwa dan raga seluruh guru, siswa, beserta keluarganya sebagai prinsip utama.
"Yaitu melalui penerapan sepenuhnya protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19," ujar Khofifah di sela melakukan peninjauan proses uji coba pembelajaran tatap muka di tiga sekolah di Kabupaten Nganjuk, Senin (24/8).
Tiga sekolah yang ditinjau yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Shanti Kosala Mastrip Nganjuk, SMKN 1 Tanjung Anom Nganjuk, dan SMAN 2 Nganjuk. Tiga sekolah tersebut menggelar uji coba pembelajaran tatap muka dengan jumlah siswa terbatas, yakni sekitar 25 persen dari jumlah normal.
Dalam penerapan uji coba pembelajaran tatap muka ini, setiap siswa yang datang diwajibkan melewati check point. Di titik ini, siswa dicek suhu tubuhnya dan diminta cuci tangan dengan menggunakan sabun.
Siswa yang suhu badannya lebih dari 37 derajat diminta untuk tidak masuk kelas dan kembali ke rumah. Selain itu, setiap siswa juga wajib mengenakan masker dan faceshield selama mengikuti kegiatan belajar di kelas.
Jarak bangku antar siswa di dalam kelas juga dipastikan aman dengan jarak minimal satu meter. Di setiap bangku siswa juga dipasangi pembatas plastik mika.
"Siswa-siswi yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka harus mendapat ijin tertulis dari dari orang tua atau wali siswa disertai dengan keterangan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan sehat," kata Khofifah.
Untuk memastikan kesehatan semua pihak, juga dilakukan rapid test kepada guru dan tenaga kependidikan sebelum pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka digelar. Bagi guru atau tenaga kependidikan yang hasilnya reaktif tidak diperkenankan hadir ke sekolah.
Bertahap dan dievaluasi
Nganjuk melakukan uji coba setelah mencatat posisi median rate of transmission sebesar 0,86, yang artinya di bawah satu. Selain itu, Nganjuk telah melakukan stratifikasi risiko tiap desa yang berdasarkan 15 indikator epidemiologis dari Gugus Tugas Covid-19 pusat.
Dari penilaian tersebut, terdapat 2 desa zona merah, 26 desa zona orange, 40 desa zona kuning, dan 216 desa zona hijau.
"Penilaian ini turut serta menjadi pertimbangan untuk uji coba pembelajaran tatap muka," ujar Khofifah.
Khofifah mengatakan, uji coba pembelajaran tatap muka ini dimulai secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Satgas Covid-19 di kabupaten/ kota memberikan rekomendasi bagi seluruh penyelenggara sekolah baik SMA, SMK, SLB untuk pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka.
Uji coba yang dimulai pada 18 Agustus 2020 tersebut, rencananya akan terus dilangsungkan hingga 31 Agustus 2020. “Ini merupakan hari pertama pada minggu kedua dalam pelaksanaan uji coba belajar tatap muka langsung secara bertahap,” kata Khofifah.
Ia mengatakan, setelah pelaksanaan ini akan dilaksanakan evaluasi proses uji coba yang diadakan selama tiga minggu. Ini penting, karena yang menjadi prioritas utama adalah kesehatan dan keamanan seluruh siswa dan guru.
Evaluasi dilakukan secara komprehensif bersama seluruh stakeholders. Yakni Pemda atau Gugus Tugas Covid-19 setempat, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah, MKKS, komite sekolah, dan Dewan Pendidikan.