REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Andika Perkasa, menyatakan TNI AD memerlukan lab PCR untuk mengidentifikasi pasien terjangkit virus Covid-19 di rumah sakit (RS) milik mereka. Untuk itu, dia menunggu pengadaan lab PCR yang dilakukan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
"Kami memang memerlukan, rumah sakit-rumah sakit kami itu ada 68. Jangankan mengidentifikasi out patient, atau pasien yang kurang dari 24 jam, yang in patient aja lamanya bukan main," jelas Andika dalam peringatan Hari Ulang Tahun BPPT ke 42 Tahun di Jakarta, Senin (24/8).
Andika mengatakan, dari 68 RS TNI AD di seluruh Indonesia, hanya ada enam lab PCR. Padahal, alat tersebut amat dibutuhkan saat ini karena RS TNI AD juga merawat pasien Covid-19 meski secara teori RS rujukan untuk pasien Covid-19 sudah ditentukan di setiap daerah provinsi atau kabupaten.
"Praktiknya, human nature. Orang yang sakit dan orang yang sakit belum tentu dia tau dia kena Covid, selalu mencari RS terdekat, sehingga seluruh RS kami itu pasti merawat pasien Covid," ujar Andika.
Dari enam lab PCR tersebut, empat di antaranya merupakan realisasi pengadaan 20 unit lab PCR untuk RS TNI AD melalui BNPB. Andika berharap, pengadaan 20 lab PCR tersebut bisa direalisasikan segera.
"Dari enam yang sudah kami punya, itu empat pengadaan yang sampai sekarang kontraknya belum, kami berharap 20 lab di 20 RS ini bisa segera. Tapi segeranya kan kita tidak tahu dan ini lab import," kata dia.
Selain lewat BPNB, Andika mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi, menteri pertahanan sudah menandatangani kontrak untuk pengadaan 17 lab PCR. Menurut dia, 17 lab PCR itu diperuntukkan bagi RS TNI AD. Tapi, dia tidak tahu pasti kapan semua itu terealisasi.
"Kami juga telah mendapatkan kabar bahwa Menteri Pertahanan sudah sign kontrak untuk pengadaan 17 lab PCR lagi untuk 17 rumah sakit kami Angkatan Darat. Tapi semua kan tidak tahu kapan, mungkin September saya perkirakan," jelas dia.