Jumat 21 Aug 2020 17:30 WIB

Aktivis: Tak Ada Toleransi pada Praktik Perdagangan Orang

Tempat karoke ini juga menyediakan wanita diduga PSK sistem voucher senilai Rp 1,3 ju

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Agus Yulianto
Rahayu Saraswati.
Foto: Republika
Rahayu Saraswati.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Aktivis anti-perdagangan manusia meminta aparat membongkar praktik perdagangan orang sampai tuntas. Pihak kepolisian diminta tidak hanya menjaring para wanita korban perdagangan, tetapi juga menangkap para pelanggan atau penyewa jasa dan pihak-pihak yang diduga kuat terlibat dalam tindak pidana ini.

Baru-baru ini diberitakan, Bareskrim Mabes Polri melakukan penggerebekan terhadap salah satu tempat hiburan Venesia Karaoke Exexutive di BSD, Tangerang Selatan. Tempat hiburan tersebut diduga melakukan praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang yang bermoduskan eksploitasi seksual, saat perpanjangan PSBB.

Tempat hiburan ini juga ternyata telah beroperasi sejak awal Juni 2020. Tempat ini juga diduga menjadi tempat prostitusi terselubung dengan menyediakan wanita diduga PSK sistem voucher senilai Rp 1,3 juta.

Sebagai aktivis anti-perdagangan manusia, Rahayu Saraswati menanggapi hal tersebut mengaku geram karena tindak pidana perdagangan orang masih saja terus terjadi. Menurutnya tak ada toleransi sedikit pun bagi para pelaku perdagangan maupun para pelanggan.

"Tidak ada toleransi pada praktik perdagangan orang. Titik," jelas Saraswati dalam keterangan yang diterima, Jumat (21/8).

Saraswati yang merupakan pendiri Parinama Astha (Partha) atau organisasi nirlaba memperjuangkan kepentingan ibu dan anak khususnya korban perdagangan manusia (human trafficking), meminta aparat secara tegas menindak pelaku perdagangan orang. Hal itu dilakukan agar kasus tersebut tak lagi terulang di masyarakat.

"Saya juga meminta aparat tegas, jangan cuma wanitanya yang diamankan, tapi juga pelanggannya. Juga pihak-pihak yang bisa diduga kuat terlibat dalam kasus tindak pidana perdagangan orang. Cari siapa-siapa saja tokoh kunci dalam perdagangan manusia itu, yang dikenal dengan sebutan germo atau mucikari. Jika ada, tangkap segera," katanya.

Saraswati pun menyampaikan solusi untuk mencegah terulangnya kasus serupa. Ia menerangkan bahwa seorang perempuan harus cerdas dan tangguh untuk serta memiliki keberanian dalam menentukan langkah yang positif. Meski mayoritas masyarakat masih menganggap wanita yang berhasil mencapai pendidikan tinggi dan sukses, bukanlah pencapaian yang penting.

"Solusinya pemberdayaan perempuan dan ekonomi serta meningkatkan ketahanan keluarga. Perempuan harus cerdas, tangguh dan mandiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement