REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Sebanyak 30 embung air disiapkan di kaki Gunung Ciremai. Keberadaan embung tersebut disiapkan untuk mengantisipasi kebakaran hutan (karhut).
"(30 embung) itu buatan dan alami,’’ kata Humas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Agus Yudhantara kepada Republika, Selasa (18/8).
Adapun embung alami itu berupa situ, telaga, dan danau. Sedangkan embung buatan yang ada di desa merupakan hasil pembangunan pemerintah kabupaten setempat.
Agus menjelaskan, dengan adanya embung tersebut, maka persediaan air di lapangan dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengendalian karhut. Terutama untuk mengisi tanki dan ‘jetshooter’.
"Sebetulnya di setiap posko sudah tersedia air untuk operasi pemadaman api. Air tadi berasal dari sumber air terdekat yang dialirkan melalui pipa kemudian ditampung dalam bak," kata Agus.
Air dari embung yang tersedia itu di antaranya digunakan untuk pemadaman kebakaran hutan yang terjadi di kawasan TNGC Blok Cirendang, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Senin (17/8). "Api saat ini sudah padam," kata Agus.