REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Data terbaru perkembangan penyebaran Covid-19 di Kota Depok cukup mengkhawatirkan. Selama tiga hari terakhir yang dilaporkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Depok, tercatat dengan angka tertinggi kasus positif Covid-19.
Total selama tiga hari sejak 15 Agustus hingga 17 Agustus terjadi peningkatan sebanyak 142 kasus Covid-19 yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok. "Ini penambahan kasus terbanyak sejak pandemi Covid-19 di Kota Depok," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris di Balai Kota Depok, Selasa (18/8).
Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok pada 15 Agustus 2020, terdapat penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 47 kasus. Kemudian, pada 16 Agustus 2020 terjadi penambahan sebanyak 49 kasus. Dan pada 17 Agustus 2020 bertambah sebanyak 46 kasus.
Sementara itu, untuk jumlah pasien terkonfirmasi yang sembuh per 15 Agustus 2020 sebanyak 25 orang. Pada 16 Agustus 2020 sebanyak 10 orang, dan pada 17 Agustus 2020 tidak ada penambahan kasus kesembuhan.
Untuk kasus kematian karena Covid-19 di Kota Depok juga mengalami peningkatan. Pada 15 Agustus 2020 terdapat penambahan satu kasus kematian, pada 16 Agustus 2020 bertambah satu kasus dan pada 17 Agustus 2020 tidak terdapat penambahan kasus kematian.
"Jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Depok hingga 17 Agustus 2020 sebanyak 1.670, sembuh 1.150, dan meninggal dunia sebanyak 57 kasus," ungkap Idris.
Menurut Idris, penyebaran virus Corona masih berlangsung masif. "Untuk itu saya meminta kepada masyarakat Depok untuk menerapkan personal lockdown," tegasnya.
Idris menerangkan, maksud personal lockdown, yakni memproteksi diri sendiri dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan memakai sabun atau hand sanitizer dan menghindari keramaian. "Jadikan hal tersebut menjadi kebutuhan dan kebiasaan baru bagi setiap personal di masa pandemi Covid-19," jelas Idris.
Dia menambahkan, sebesar 60 persen kasus peningkatan Covid-19 yang terjadi di Kota Depok dan Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi (Jabotabek) disebabkan oleh pergerakan orang. "Untuk itu, selain program pencegahan penanganan yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, dalam situasi ini dibutuhkan peran serta dari masyarakat," pungkas Idris.
Salah satu klaster yang belakangan mencuat di Depok yakni penularan di Giant Extra Margocity Mal. Berdasarkan hasil tes swab, hari ini diumumkan 15 karyawan Giant positif Covid-19. Masih ada 15 karyawan lain yang menunggu hasil tes.
"Total jadi ada 16 karyawan yang terkonfirmasi positif. Jumlah ini kemungkinan masih akan bertambah karena ada 15 karyawan lain yang saat ini masih menunggu hasil tes swab PCR di Labkesda Kota Depok," ujar Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana kepada sejumlah wartawan di Balai Kota Depok, Selasa (18/8).
Menurut Dadang, pihaknya telah meminta manajemen menutup sementara Giant Extra yang berada di Margocity Depok selama 10 hari, mulai 15 Agustus hingga 25 Agustus 2020. Penutupan tersebut merujuk kepada ketentuan Peraturan Wali Kota Depok Nomor 37 Tahun 2020.
"Saya juga mengapresiasi inisiatif manajemen Margocity Mal menutup operasionalnya pada 19 Agustus hingga 25 Agustus 2020. Manajemen Margocity Mal menyampaikan surat kepada kami, proaktif melakukan mitigasi dan antisipasi," terang Dadang.
Marketing Communication Manager Margocity Mal Reza Ardiananda mengatakan, pihaknya berinisiatif melakukan penutupan sementara operasional Margocity Mal pada 19 Agustus hingga 25 Agustus 2020. Margocity Mal akan beroperasional kembali pada 26 Agustus 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara disiplin dan ketat, sesuai standar Gugus Tugas Covid-19 Kota Depok
"Penutupan sementara ini merupakan insiatif mandiri dari pihak Margocity Mal, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung, seluruh staf dan tenant serta juga untuk mendukung program Gugus Tugas Kota Depok untuk mencegah penyebaran Covid-19," ujar Reza dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (18/8).