REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro meminta tambahan petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. Tambahan petugas ini untuk mengantisipasi potensi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan pada libur akhir pekan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kami meminta tambahan ‘back up’ dari Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk membantu tugas personel keamanan kami, Jogoboro, selama libur akhir pekan ini karena dimungkinkan ada peningkatan jumlah wisatawan,” kata Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Malioboro Ekwanto di Yogyakarta, Jumat (14/8).
Menurut dia, jumlah petugas yang akan diperbantukan untuk membantu Jogoboro mencapai sekitar 80 personel. Personel diharapkan selalu siaga di tiap zona yang ada di kawasan Malioboro.
Pada saat ini, kawasan Malioboro dari ujung utara hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta dibagi dalam lima zona. Pembagian zona tersebut ditujukan untuk mempermudah pengawasan jumlah pengunjung di Malioboro.
Jumlah maksimal pengunjung di tiap zona adalah 500 orang dalam satu waktu tertentu dengan harapan setiap pengunjung bisa menerapkan protokol jaga jarak.
Tiap pengunjung diminta memindai QR Code melalui telepon genggam mereka saat akan masuk di tiap zona sehingga UPT Malioboro bisa memantau jumlah pengunjung yang berada di tiap zona secara real time.
“Harapannya, petugas tambahan tersebut bisa tetap siaga di tiap zona dan mengarahkan pengunjung untuk taat terhadap protokol kesehatan,” katanya.
Petugas juga diminta untuk mengarahkan pengunjung agar berjalan sesuai alur yang ditetapkan. Pedestrian di sisi timur Jalan Malioboro digunakan untuk pengunjung yang berjalan ke arah selatan dan di sisi barat untuk pengunjung berjalan ke arah utara.
“Sayangnya, masih banyak pengunjung yang mengabaikan aturan ini terlebih saat jumlah wisatawan cukup banyak. Padahal, sudah ada tanda arah panah yang jelas,” katanya.
Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malioboro, lanjut Ekwanto, merupakan berita yang baik namun di satu sisi juga memunculkan kekhawatiran terkait risiko penularan virus corona yang juga meningkat.
“Kalau sampai muncul klaster baru penularan di Malioboro, maka yang rugi adalah komunitas di sini. Bisa ‘puasa’ lagi,” katanya.
Ia menyebut, kerumunan wisawatan paling sering ditemukan di depan Malioboro Mall. “Sempat tercatat satu kali jumlah pengunjung melebihi kapasitas 500 orang. Petugas di lapangan kemudian diarahkan untuk meminta pengunjung bergeser ke zona lain,” katanya.