REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK -- Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan Kalbar saat ini memiliki 584 destinasi wisata yang tidak tergali dengan baik, sehingga pihaknya akan mendorong agar semua pengelolaberkontribusi dalam peningkatan ekonomi di provinsi itu.
"Sektor pariwisata, memiliki efek domino yang sangat besar sehingga jika ingin memulihkan perekonomian masyarakat secara luas maka sektor pariwisata berperan sangat penting. Kalbar sendiri memiliki 584 destinasi wisata yang sayangnya belum dimaksimalkan dengan baik," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis (13/8).
Dikatakannya, objek wisata Kalbar luar biasa, hanya saja belum digarap Pemerintah Daerah masing masing "Provinsi tidak bisa, karena itu wilayah daerah tingkat II, tapi Pemprov Kalbar mempromosikannya," tuturnya.
Sutarmidji mencontohkan, potensi pariwisata Kalbar yang belum tergarap dengan baik, yaitu Pantai Temajuk dan yang mempromosikan justru Malaysia. Padahal, katanya, Pantai Temajuk ini panjangnya 40 kilometer tanpa putus.
"Pantai ini sangat bagus yang akan kita jadikan objek andalan untuk Kalimantan Barat, bahkan kunjungan dari wisatawan Malaysia sangat besar jumlahnya setiap hari Sabtu dan Minggu," katanya.
Menurutnya, potensi pantai Temajuk tersebut cukup besar, karena di Indonesia tidak ada pantai sepanjang itu, kemudian dilengkapi dengan terumbu karang yang masih asli. "Bahkan orang kalau mau makan lobster tinggal nyelam, ambil kemudian bakar dan masih segar, kemudian disana juga ada dua tempat penangkaran penyu, kemudian musim panen ubur-ubur satu tahun dua kali," katanya.
Dia mengatakan, pada masa pandemi COVID-19, sektor pariwisata di Kalbar mengalami penurunan yang sangat drastis. Pandemi COVID-19 ini berdampak besar bagi sektor pariwisata, yang kali ini bercermin dari penurunan wisata asing dan devisa wisata.
Harapan Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji, dalam menghidupkan kembali dunia pariwisata, akan memperbaiki dan membuka objek-objek wisata yang sangat potensial untuk di kunjungi turis lokal nusantara maupun mancanegara.
Pada bulan Mei 2020 BPS-RI mencatat bahwa perjalanan wisatawan turun hampir 100 persen dan Bank Indonesia juga menyatakan perolehan devisa wisata turun 97,3 persen.
"Untuk itu, mari kita semua bekerjasama untuk memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif ini. Hal pertama yang kita lakukan adalah menjaga kebersihan ke tempat tujuan-tujuan atau spot-spot turis" tuturnya.
Menurutnya, jika pariwisata sudah hidup kembali maka efeknya sangat besar, dan yang sangat terdampak sebetulnya yaitu kabupaten/kota, karena jika pariwisata tidak bangkit, maka ekonomi daerahyang mengandalkan pajak-pajak restoran ataupun retribusi,akan semakin terpuruk.
"Dengan adanya kerja sama kalau kita bahu-membahu Insya Allah semua itu akan tercapai. Untuk itu, saya minta Bapak-Ibu untuk mengingatkan masyarakat kita dengan adanya turis lokal ini, itu akan membantu pergerakan ekonomi kita," katanya.