REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut berdasarkan survei terdapat 70 persen masyarakat di satu provinsi yang masih enggan mengenakan masker. Padahal, penggunaan masker menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah tertularnya Covid-19.
Sayangnya, ia enggan menyebut masyarakat di provinsi mana yang enggan mematuhi protokol kesehatan tersebut. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan melalui konferensi video untuk penanganan Covid-19 terintegrasi di Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (11/8).
“Tapi memang kita tahu di masyarakat kita, survei yang kita lakukan di, saya tidak menyebut provinsinya, 70 persen (masyarakat) belum memakai masker. Ini di satu provinsi di Jawa. Ini jumlah angka yang besar sekali,” ujar Jokowi.
Karena itu, Presiden pun menginstruksikan seluruh jajaran baik TNI dan Polri agar terus membantu mendisiplinkan masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan, terutama penggunaan masker. Jokowi menekankan, penggunaan masker oleh masyarakat menjadi kunci utama untuk menekan angka penularan Covid-19, di samping juga menjaga jarak dan mencuci tangan.
“Kita harapkan di sini, saya sudah menyampaikan, dalam dua minggu ini dibantu oleh TNI Polri, gugus tugas daerah betul-betul urusan masker ini kita kerjakan all out dan masif,” ucapnya.
Lebih lanjut, Presiden juga mengingatkan, pembukaan kembali aktivitas atau kegiatan masyarakat di suatu daerah agar dilakukan dengan hati-hati dan melalui tahapan prakondisi. Selain itu, sektor yang akan kembali dibuka pun juga harus minim risiko penularan Covid.
“Ada tahapan-tahapan prakondisi, di prakondisikan dulu. Kemudian kita memilih waktu, memilih waktu ini penting sekali. Yang kedua timing, kapan ini dibuka. Karena jangan sampai dengan kita menyampaikan masuk ke new normal dianggap kita ini sudah tidak ada masalah,” kata dia.
Jelang akhir Juni tahun ini Presiden pernah menyinggung soal warga Jatim yang enggan bermasker. Menurut survei pada waktu itu Presiden mengatakan jumlah warga Jatim yang tidak mengenakan masker bahkan mencapai 70 persen. Presiden saat itu bahkan meminta Menkes dan Gugus Tugas untuk mengirimkan masker sebanyak-banyaknya ke Surabaya dan Jatim.