REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Pakar kebencanaan yang juga Ketua Puslitbang Studi Kebencanaan Unhas Prof Dr Eng Adi Maulana M Phil mengingatkan pentingnya peta jalan atau roadmap kebencanaan guna mengantisipasi terjadinya bencana alam di masa mendatang.
Ia mengatakan tren bencana alam di Indonesia sejak tahun 2009-2019 secara umum mengalami peningkatan. Hingga 27 Desember 2019, telah terjadi 3.768 bencana, didominasi oleh faktor iklim seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.
"Negara-negara maju umumnya memiliki peta jalan atau roadmap kebencanaan," kata Prof Adi Maulana, dalam paparan terkait "Banjir Masamba 2020: Lesson Learned" pada diskusi virtual, Rabu (5/8).
"Untuk melakukan upaya pencegahan, sebenarnya kita harus melakukan hal serupa, memetakan di mana lokasi potensi bencana, sekaligus meningkatkan upaya literasi kebencanaan pada masyarakat," jelas Prof Adi yang pada kesempatan itu secara garis besar membahas aspek-aspek saja yang dapat dipelajari dari peristiwa banjir bandang di Masamba, Luwu Utara.
Prof Adi menambahkan beberapa faktor pemicu yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Masamba misalnya saja faktor erosi permukaan, adanya patahan dan morfologi, aktifitas antropogenik yang didukung dengan curah hujan yang tinggi.
Sebagai upaya menanggulangi hal tersebut dibutuhkan konsep Penta Helix dimana semua unsur saling terkait dan bersinergi, mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat, dan media massa.
Kegiatan yang digelar Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Majelis Rayon Unhas ini melibatkan pula Majelis Sinergi Kalam (MASIKA) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Sulawesi Selatan.
Hadir pula sebagai narasumber yakni Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, SIP MSi) dan Ketua Tim Penanggulangan Banjir Sulsel Dr Syamsul Rijal, S.Hut MSi, dan SDG’s Center Unhas (Putri Fatimah Nurdin, MSc PhD.