REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Indonesia dan Inggris sepakat memperpanjang kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi hingga tahun 2025. Kerja sama ini demi mendukung kolaborasi peneliti guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP akan menandatangani perpanjangan kemitraan ini. Kemitraan di bidang sains, teknologi, dan inovasi penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Indonesia-Inggris sudah menggelar riset mengenai peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim; memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim; dan pencegahan penyebaran penyakit menular.
“Proyek-proyek yang masuk di dalam kolaborasi ini sangat relevan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Riset-riset yang sudah dijalankan sejauh ini juga telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia – salah satunya adalah pengembangan alat filtrasi air di Palu, Sulawesi," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam siaran pers yang Republika.co.id terima, Rabu (5/8).
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi. Kerja sama yang kuat antara peneliti Inggris dan Indonesia ini juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
"Masih banyak hal yang kita bisa lakukan untuk memajukan kerja sama yang didasari oleh MoU untuk riset dan inovasi ini. Tahap berikutnya adalah untuk mendorong komersialisasi dari riset-riset yang telah dijalankan dan bagaimana membuat produk-produk dari riset tersebut agar dapat memberi manfaat ke masyarakat," kata Jenkins.