Kamis 06 Aug 2020 01:10 WIB

Firli: Istri Berperan Tanamkan Integritas di Keluarga

Firli juga menyebut nama istri pejabat yang dianggap mencoreng peran mulia istri.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  Firli Bahuri menyebut sejumlah nama istri pejabat yang dianggap mencoreng peran suci dan mulia seorang istri.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyebut sejumlah nama istri pejabat yang dianggap mencoreng peran suci dan mulia seorang istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan, seorang istri mempunyai peranan penting mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai integritas kepada keluarganya. Hal tersebut disampaikannya dalam memperingati Hari Dharma Wanita Persatuan yang jatuh setiap 5 Agustus.

"Istri merupakan seseorang yang memiliki peran penting untuk mengajarkan serta menanamkan integritas dan akhlak yang baik kepada keluarganya dengan nilai-nilai ketuhanan, agama dan kemanusiaan, kejujuran, kegigihan, keberanian, keadilan, dan tanggung jawab yang tinggi menjadi karakter pada suami dan anak-anaknya," ucap Firli dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menurut Firli, karakter itulah yang dibutuhkan negeri ini untuk dapat lepas dan bebas dari berbagai persoalan mendasar bangsa seperti, perilaku koruptif dan penyakit korupsi yang telah berurat akar di republik ini. Di lain sisi, ia sangat menyesali bahwa ada beberapa penyelenggara negara yang terseret melakukan korupsi.

"Apakah ini juga karena ulah segelintir "oknum istri", tentu perlu pengkajian mendalam dan tentu para istri mereka yang menemukan jawabannya," tutur Firli.

Sebagai contoh, Firli menyebut istri eks-Bupati Karawang AS (Ade Swara), istri eks-Wali Kota Palembang RH (almarhum Romi Herton), istri Bupati Empat Lawang BAA (Budi Antoni Aljufri), dan yang terbaru istri Bupati Kutai Timur (Ismunandar). Ia mengatakan, mereka mencoreng peran suci dan mulia seorang istri.

Lebih lanjut, Firli pun menilai perlu penguatan dari eksternal keluarga sebagai benteng untuk menghalau masifnya godaan korupsi yang mencoba merasuk dari semua lini. Atas dasar itulah, KPK membuat program dan gerakan masyarakat antikorupsi yang melibatkan perempuan, salah satunya Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) yang berbasis pendekatan keluarga dengan melatih ribuan wanita sebagai motor penggerak di 34 provinsi di Indonesia.

Gerakan itu, menurut Firli, adalah salah satu dari program strategi pemberantasan korupsi oleh KPK melalui pendekatan pendidikan masyarakat untuk membentuk pola pikir dan set budaya segenap elemen dan anak bangsa agar terbebas dari perilaku koruptif dan laten korupsi.

"Ada istilah, di balik suami yang hebat ada istri hebat yang mendukungnya. Saya menilai istilah itu benar adanya karena andil seorang istri sangat menentukan langkah suaminya. Saya telah melihat dan merasakan sendiri andil besar, pengorbanan, kesetiaan, dan keikhlasan seorang istri dalam kehidupan saya, mulai dari ibu hingga istri tercinta," ujarnya.

Firli pun mengharapkan perempuan Indonesia dapat menjadi seorang istri, seperti kata Rhoma Irama dalam penggalan lirik lagunya, "hanya istri soleha yang menjadi perhiasan dunia, hanya istri yang beriman bisa dijadikan teman, dalam tiap kesusahan, selalu jadi hiburan".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement