Selasa 04 Aug 2020 18:40 WIB

Panen Raya, Ade Yasin: Saatnya Ekonomi Bangkit

Kelompok Tani Jaya Mukti mengelola 32 hektar yang hasilkan 56 kwintal padi per hektar

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Bilal Ramadhan
Bupati Bogor, Ade Yasin (tengah) mengikuti panen raya di Desa Sirnarasa, Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Selasa (4/8).
Foto: Rahayu Marini
Bupati Bogor, Ade Yasin (tengah) mengikuti panen raya di Desa Sirnarasa, Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Selasa (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG — Bupati Bogor Ade Yasin beserta jajaran FORKOPIMDA (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Bogor dan jajaran Muspida turun langsung ikuti panen raya padi di Desa Sirnarasa, Kecamatan Tanjung Sari pada Selasa(4/8). Terlihat wajah Bupati yang tersenyum senang dan bangga atas terselenggaranya panen raya padi oleh kelompok tani jaya mukti.

Kelompok Tani Jaya Mukti sendiri memiliki anggota sebanyak 52 petani yang mengelola lahan seluas 32,30 hektar dengan produktivitas rata-rata 65,92 kwintal per hektar. Ade berharap ke depannya para petani akan terus meningkat produktivitas dan nilai tambah tanaman pangan.

“Alhamdulillah panennya berlimpah. Kita harus bangga punya produk beras hasil sendiri yang kita namakan beras ‘Carita Makmur’. Mudah-mudahan pengelolaan dan kualitasnya terus meningkat” kata Ade.

Meski di tengah pandemi Covid-19, Ade berharap petani tidak putus asa, tetapi lebih semangat lagi untuk berperan menjaga kestabilan pangan. Keberhasilan kelompok Tani Jaya Mukti sudah seharusnya memotivasi kelompok tani lainnya untuk lebih gigih.

“Ini merupakan upaya daerah untuk membangkitkan kembali ekonomi di tengah pandemi, pertanian bisa menjadi sektor untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional khususnya di Kabupaten Bogor serta dapat mensejahterakan masyarakatnya sendiri,” kata Ade.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bogor yang menjabat sejak 2018 ini juga menyerahkan bantuan berupa kartu tani kepada Petani di Desa Sirnarasa. Ia menegaskan kartu tani ini nantinya akan menjadi jaminan hidup para tani ke depan.

“Kami berikan kartu tani ini sebagai jaminan atau asuransi, jika daerah ini mengalami bencana kekeringan atau bagaimana, nantinya kartu tani ini akan mengganti kerugian sebesar Rp 6 juta per hektar. Mudah-mudahan kedepan kita diberikan kelancaran dan keberkahan” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement