REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu ditutup hingga 14 hari ke depan setelah salah seorang pejabat sekretariat dewan terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia beberapa hari lalu.
Wakil Ketua DPRD Kota Bengkulu Alamsyah mengatakan, pihaknya telah membuat keputusan agar seluruh pegawai sekretariat dewan bekerja dari rumah mulai dari hari ini hingga 14 hari mendatang.
"Setelah menjadi klaster Covid-19 hari ini kita memutuskan semua aktivitas di sekretariat itu work from home atau bekerja dari rumah selama 14 hari ke depan," katanya, Selasa (4/8).
Alamsyah menambahkan, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bengkulu telah melakukan penelusuran terhadap siapa-siapa saja yang memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 di klaster tersebut. Termasuk, kata dia, melakukan screening dengan menggunakan metode tes cepat (rapid test) terhadap seluruh anggota DPRD Kota Bengkulu beserta seluruh pegawai kesekretariatan.
Dari hasil tes cepat tersebut, ada lima orang ASN sekretariat dewan yang menunjukkan hasil reaktif serta telah dilakukan tes usap (swab) dan saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Sedangkan hasil tes cepat terhadap seluruh anggota DPRD Kota Bengkulu menunjukkan hasil non-reaktif.
"Setelah Kabag Persidangan kita terpapar Covid-19 dan meninggal dunia, petugas melakukan tracing dan swab dan hasilnya ditemukan lagi dua orang pegawai yang ternyata juga positif Covid-19," paparnya.
Alamsyah menambahkan, dua orang ASN sekretariat dewan yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut diduga tertular dari pejabat yang telah meninggal dunia. Kedua ASN tersebut saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di kediaman mereka masing-masing.
"Kalau untuk kegiatan-kegiatan dewan yang penting seperti pembahasan anggaran perubahan mungkin akan tetap dilakukan, hanya saja nanti teknisnya diatur apakah melalui daring atau seperti apa," demikian Alamsyah.