REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klaster keluarga yang terinfeksi Covid-19 di Kota Bogor kembali menyumbang delapan kasus baru. Tercatat setidaknya telah ada 26 kasus dari satu klaster keluarga yang berasal dari Semplak, Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan, penambahan kasus itu terkonfirmasi pada Senin (3/8). Dedie merinci kasus yang terkonfirmasi positif dari klaster Semplak berjumlah 26 orang.
"Dari 14 orang sebelumnya. Kemarin tambah delapan orang, enam ber KTP Kabupaten Bogor" kata Dedie saat dikonfirmasi, Selasa (4/8). Dedie menjelaskan, delapan orang dari klater tersebut telah diisolasi di RSUD Kota Bogor.
Sampai saat ini, terdapat lima keluarga yang menjadi klaster persebaran Covid-19 di Kota Bogor. Klaster Semplak menjadi yang terbanyak dengan total 26 kasus.
Kemudian, klaster keluarga Rimba Mulya sebanyak tujuh kasus yang mengakibatkan ayah dan anak meninggal dunia. Klaster Bantarjati sebanyak delapan kasus yang mengakibatkan kepala keluarga yang juga pemilik restoran meninggal dunia. Selanjutnya, klaster Cimanggu City sebanyak empat kasus dan klaster Sukadamai sebanyak tiga kasus.
Dedie menjelaskan, mayoritas persebaran Covid-19 di Kota Bogor merupakan imported case atau kasus yang berasal dari luar Kota Bogor. Dari total 301 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19, setidaknya 100 lebih berasal dari imported case.
"Kota Bogor ini sebagian besar penularannya dari imported case. Jadi orang-orang yang bertugas, bekerja dan beraktivitas di luar Kota Bogor. Ini komposisi paling besar dan penyumbang kasus positif tertinggi di kita," katanya.