REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Di tengah penularan virus Covid-19 yang masih cukup tinggi di Jawa Tengah, ada kisah perjuangan pasien untuk bisa sembuh dari infeksi virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut. Adalah Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Drs KH Muhyiddin MAg, salah satu dari sekian ratus penderita di Jawa Tengah yang kini sudah dinyatakan sembuh oleh tim medis.
Dia pun mengungkapkan, beberapa saat setelah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19--melalui tes usap--segera menjalani karantina mandiri, sesuai dengan protokol penanganan dan pencegahan Covid-19. Ketika harus menjalani masa karantina inilah, KH Muhyidin mengaku sempat dihinggapi rasa cemas yang berlebihan, akibat divonis telah terpapar virus Corona tersebut.
Sebab tidak tahu persis tertular dari siapa dan di mana. Seingatnya, sempat menerima beberapa tamu untuk audiensi di ruangannya yang relatif terbatas dan pernah berbelanja di minimarket.
Terlebih, kabar seputar Covid-19 yang rentan menyerang siapa saja tanpa pandang bulu juga semakin deras. "Karena dokter dan tenaga medis pun juga bisa kena," ungkapnya, di Semarang, Senin (3/8).
Belum lagi, lanjutnya, selama proses karantina Tidak banyak yang bisa dilakukan dan bahkan untuk berkomunikasi dengan keluarga pun hanya bisa dilakukan melalui media sosial.
Namun, KH Muhyidin terus berupaya melawan kecemasan tersebut dengan semangat, demi bisa sembuh dan trrbebas dari penyakit yang di Jawa Tengah telah membunuh ratusan jiwa tersebut.
Selama masa karantina, lanjutnya, ia pun jamak mengonsumsi sari tebu produk olahan petani tebu di Kabupaten Kudus. "Itu merupakan saran dari adik saya agar banyak mengonsumsi sari tebu," tambahnya.
Selain itu, dia juga diberi banyak asupan buah- buahan hingga air zam zam oleh petugas karantina. Dengan meminum air zam zam, ia juga merasakan tubuhnya juga terasa lebih segar.
"Setelah memasuki hari ke-delapan menjalani karantina, saya kembali menjalani tes ulang yang beberap hari berikutnya hasilnya sudah keluar dan sudah dinyatakan negatif," tambahnya.
Dari pengalaman itersebut, KH Muhyidin berpesan kepada masyarakat untuk srlalu mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dan agar selalu membudayakan perilaku hidup sehat.
"Sebelum dinyatakan positif, saya pun sudah berusaha untuk mematuhi protokol kesehatan, tapi ternyata juga masih bisa kena dan terinfeksi virus Corona," lanjutnya.
Apalagi Alquran (QS Albaqarah : 195) juga telah mengajarkan bahwa kewajiban menjaga diri dari tindakan yang membahayakan juga menjadi kewajiban bagi setiap umat muslim.
"Oleh karena itu, mematuhi, mentaati dan disiplin dalam melaksanakn protokol kesehatan menjadi hal yang wajib, terutama bagi umat Islam," tegasnya.