Kamis 30 Jul 2020 14:21 WIB

Perang Budaya Ancaman Non-Militer: Hollywood Hingga Drakor

Korean Wave dinilai sebagai salah satu "ancaman aktual" dalam perang budaya.

Film Parasite.
Foto:

Salah satu negara yang kini gencar mengembangkan kebudayaannya adalah Korea Selatan (Korsel). Pencapaian fenomenal negara ini adalah prestasi film Parasite yang mencetak sejarah dengan menjadi film Asia pertama, sekaligus film nonbahasa Inggris perdana yang menang film terbaik ('Best Picture') dalam ajang Oscar 2020.

Seni, cerita rakyat, adat istiadat, dan gaya hidup masyarakat juga dikemas menjadi industri budaya lewat fenomena hallyu atau Korean wave. Korean wave tampaknya kelanjutan program pertanian dan industriperdagangan yang sukses dijalankan Korsel.

Pengaruh produk-produk Korean wave, misalnya K-pop, K-film, K-drama, K-fashion, K-food, dan K-beauty bahkan terasa hingga Tanah Air. Karena itu, kita sering mendengar istilah demam drakor alias drama Korea atau demam K-pop.

Hasil penelitian Sekolah Bisnis Mana jemen Institut Teknologi Bandung (2020) menunjukkan, demam Korean wave ini berpengaruh positif terhadap penjualan produk-produk Korsel, seperti skin care, kosmetik, makanan, dan pakaian. Sebab, penyanyi atau aktor yang tampil menjadi duta produk-produk Korsel tersebut.

Perusahaan bioskop asal Korsel, seperti CGV dan Lotte Cinema juga merambah ke negeri ini. Budaya sekarang menjadi salah satu soft power Korsel. Tak heran kalau posisinya terus naik dalam A Global Ranking of Soft Power 2019, hasil kerja sama Portland Communications, Facebook, USC Center on Public Diplomacy. Dalam The Soft Power 30, Korsel di peringkat 19, naik satu peringkat setiap tahun sejak 2016.

Dari daftar 30 negara ini, Asia menyumbang empat negara. Tiga negara lainnya, yaitu Jepang (8), Singapura (21), dan Cina (27). Indonesia tak masuk dalam The Soft Power 30. Kita juga hanya urutan kedua terbawah dalam The Asia Soft Power 10.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement