Senin 27 Jul 2020 21:41 WIB

74,6 Persen Publik Ingin Kembali Bekerja Pascapandemi

Mayoritas publik telah merasa jenuh dan harus memenuhi kebutuhan ekonomi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan melaju di di antara gedung perkantoran Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Staf Khusus Lembaga Survei Cyrus Network merilis survei publik terhadap rencana yang dilakukan pascapandemi Covid-19. Sebanyak 74,6 persen dari 1.230 responden survei menjawab ingin segera kembali bekerja seperti sebelum Covid-19.
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Kendaraan melaju di di antara gedung perkantoran Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Staf Khusus Lembaga Survei Cyrus Network merilis survei publik terhadap rencana yang dilakukan pascapandemi Covid-19. Sebanyak 74,6 persen dari 1.230 responden survei menjawab ingin segera kembali bekerja seperti sebelum Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Cyrus Network merilis survei publik terhadap rencana yang dilakukan pascapandemi Covid-19. Sebanyak 74,6 persen dari 1.230 responden survei menjawab ingin segera kembali bekerja seperti sebelum Covid-19.

CEO Cyrus Network Eko Dafid Afianto menjelaskan, mayoritas publik telah merasa jenuh dan harus memenuhi kebutuhan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Karena itu, saat ditanyai mengenai rencana yang dilakukan pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) mayoritas menjawab ingin kembali bekerja.

"Sebanyak 74,6 menjawab ingin bekerja seperti semula, artinya di samping publik mulai jenuh di rumah mulu, ini juga karena faktor kebutuhan ekonomi sehari hari," kata Eko saat merilis hasil survei nasional Cyrus Network tentang Penilaian Publik terhadap penanganan Dampak Covid-19 melalui virtual, Senin (27/7).

Eko menjelaskan, alasan publik ingin segera bekerja karena kebutuhan sehari-harinya tidak tercukupi dengan bantuan Pemerintah. Sebab, dalam survei pertanyaan tentang bantuan Pemerintah mencukupi kebutuhan hidup masyarakat, hanya 31,8 persen responden yang menjawab cukup 

"Sebanyak 65,8 persen sisanya merasa tidak cukup, nah yang mengatakan bantuan pemerintah tidak cukup, memang untuk hidup sepertinya memang bekerja sendiri daripada menunggu bantuan," ujar Eko.

Selain bekerja kembali, ada juga publik yang berencana membuka usaha mandiri Pascapandemi.

"Sebanyak 21,7 persen mengatakan akan buka usaha mandiri, 10,2 bekerja paruh waktu, 3,5 persen menjawab melirik sektor digital," kata Eko.

Selain itu, berdasarkan survei 98,8 persen publik mengetahui adanya pandemi Covid-19. Lalu, sebanyak 60,7 persen menerapkan protokol kesehatan dan 29 persen sebagian menerapkan dan tidak.

"Sebanyak 8,9 persen sama sperti sebelum ada wabah Covid, tidak lakukan protokol kesehatan," ujar Eko.

Sementara publik juga mengatakan fasilitas layanan kesehatan tersedia di wilayahnya yakni sebanyak 79,8 ada imbauan protokol kesehatan melalui spanduk, poster maupun flyer, 53 persen sarana cuci tangan, 50, 4 perangkat kesehatan seperti hand sanitizer dan masker 

"Sebanyak 15,8 persen melakukan pengecekan keliling dan 82,8 persen responden mengetahui ada bantuan yang diberikan pemerintah pusat dan daerah, 10.8 persen menjawab tidak ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement