Ahad 26 Jul 2020 16:41 WIB

Pariwisata Bali Harus Pulih demi Pariwisata Nasional

Bali menyumbang 50 persen devisa dari sektor pariwisata nasional.

Seorang petugas berjalan di dekat seekor kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Monkey Forest Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). Meskipun berbagai objek wisata di Pulau Dewata saat ini telah dibuka, namun pengelola Monkey Forest Ubud memutuskan belum membuka kunjungan bagi wisatawan untuk mencegah pandemi COVID-19 dan tetap memastikan seluruh kera yang ada di kawasan itu dalam kondisi sehat dan terpenuhi kebutuhan pakannya selama penutupan kawasan.
Foto: ANTARA/FIKRI YUSUF
Seorang petugas berjalan di dekat seekor kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Monkey Forest Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (25/7/2020). Meskipun berbagai objek wisata di Pulau Dewata saat ini telah dibuka, namun pengelola Monkey Forest Ubud memutuskan belum membuka kunjungan bagi wisatawan untuk mencegah pandemi COVID-19 dan tetap memastikan seluruh kera yang ada di kawasan itu dalam kondisi sehat dan terpenuhi kebutuhan pakannya selama penutupan kawasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pariwisata di Bali harus pulih karena dampak pandemi Covid-19. Tanpa Bali, seluruh destinasi wisata Indonesia bisa lumpuh.

“Kepulihan Bali menjadi penting untuk pariwisata nasional dan regional,” katanya dalam Pabligbagan (dialog) virtual bertema Bali Bangkit di Jakarta, Ahad (26/7).

Baca Juga

Menurut dia, dua sektor yang memiliki daya ungkit dalam pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi adalah manufaktur dan pariwisata. Pulau Dewata merupakan jantung pariwisata Indonesia yang berkontribusi sekitar 50 persen untuk sektor pariwisata Tanah Air, menghasilkan devisa hampir 10 miliar dolar AS dari total devisa 18 miliar dolar AS.

Untuk itu, ia mendorong kementerian/lembaga untuk mengadakan kegiatan nasional atau kegiatan internal salah satunya di Bali. Bahkan, pada 2-5 Agustus 2020, Menteri PPN dan jajaran akan mengadakan kunjungan kerja ke Pulau Seribu Pura itu untuk meninjau kelangsungan sejumlah proyek utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Wisatawan mancanegara, kata dia, juga berniat untuk berkunjung ke Bali setelah sejumlah relasinya dari Singapura, Australia, Belanda, Inggris, dan Jepang berniat datang ke pulau dengan julukan “Island of Paradise” itu. “Tentu ini hal yang menggembirakan, tidak terjadi paranoid atas kejadian pandemi ini, apalagi sekarang kompetisi luar biasa untuk menemukan vaksin, tentunya sambil memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.

Suharso menambahkan Bali memiliki keunggulan dalam pemulihan pariwisata karena didukung infrastruktur hingga kearifan lokal masyarakatnya di antaranya sistem keamanan adat atau Pecalang yang berperan aktif membantu pengawasan untuk menekan penyebaran Covid-19. Akibat pandemi penyakit dari virus SARS CoV-2 itu, lanjut dia, perekonomian Bali tertekan hingga mencapai di bawah nol pada triwulan pertama tahun ini karena kunjungan pariwisata mengalami kontraksi atau minus 82,8 persen.

“Kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2020 diprediksi turun 12-16 juta, tentu akan kehilangan devisa sekitar 15-16 miliar dolar,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement