Jumat 24 Jul 2020 20:56 WIB

Kenangan Keluarga Sebelum Taka Tewas Ditabrak Lari

Sehari sebelumnya, Taka terlihat pendiam dan tidak riang seperti biasanya.

Rep: Muhammad Ubaidillah/ Red: Bilal Ramadhan
Foto yang terpampang di dinding kontrakan Taka di Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Taka merupakan petugas PPSU yang meninggal setelah menjadi korban tabrak lari, Rabu (22/7).
Foto: Muhammad Ubaidillah
Foto yang terpampang di dinding kontrakan Taka di Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Taka merupakan petugas PPSU yang meninggal setelah menjadi korban tabrak lari, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Petugas PPSU Kelurahan Kelapa Gading Barat, Taka (42 tahun) menjadi korban tabrak lari di Jalan Yos Sudarso, Kelapa Gading, pada Rabu (22/7). Pagi itu Taka sedang bertugas membersihkan jalan. Keluarga sangat kehilangan dan tidak menyangka pertemuan di hari Selasa sore menjadi pertemuan terakhir dengan Almarhum.

Adik ipar Taka, Herman menuturkan pada Selasa (21/7) malam almarhum ke rumah untuk mengambil es batu. Menitipkan air untuk dijadikan es batu di kulkas milik Herman merupakan rutinitas harian yang dilakukan Taka. Malam itu Herman merasa aneh karena Taka tak riang seperti biasanya.

"Biasanya datang ambil es becanda dulu tapi ini enggak, diam saja. Ponakan juga biasanya dibecandain tapi ini diam saja," kenang Herman, saat ditemui di depan kontrakan Taka di Jalan Expor, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (24/7).

Sama halnya dengan Herman, Korlap PPSU Kelurahan Kelapa Gading Barat, Amran juga memiliki kenangan terakhir dengan almarhum Taka. Amran mengatakan Selasa (21/7) sore dirinya bertemu Taka di kelurahan. Saat itu almarhum akan melakukan absen sore sebelum pulang.

Setiap absen, lanjut Amran almarhum Taka selalu menyapa dan menanyakan kabar. Kenangan inilah yang membuat Amran selalu ingat almarhum. "Setiap absen nyapa, Bang gimana? Apa kabar?," ujar Amran.

Lain dengan keduanya, penjual ayam goreng di depan kontrakan Taka, Royati mengatakan Selasa sore Taka masih sempat memesan dagangannya. Royati menceritakan Taka saat itu memesan sayap ayam, tetapi habis.

"Enggak ada, adanya dada. Ya sudah enggak apa-apa," kata perempuan yang biasa dipanggil Menu ini, menirukan bicara Taka yang sudah menjadi Petugas PPSU sejak 2015, Jumat (24/7).

Pemilik warteg di dekat kontrakan almarhum Taka, Ina juga Selasa sore sempat melayani Taka. Saat itu Taka membeli nasi dan sayur. "Sore saya yang layanin, enggak nyangka itu terakhir ketemu," kata Ina.

Taka menjadi petugas PPSU sejak 2015. Sebelum ada tim PPSU, Taka juga sudah menjadi tukang sapu di jalan. Ia meninggal setelah ditabrak orang tak dikenal pada Rabu pagi saat sedang menjalankan tugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement