REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta masyarakat melihat tren kematian akibat Covid-19 dengan perspektif waktu yang lebih lebar. Alih-alih melihatnya secara harian, pemerintah meminta tren angka kematian Covid-19 dilihat secara mingguan atau dwi mingguan.
Alasannya, masih ada kendala pengumpulan data dari daerah. Kendala itu membuat angka kematian Covid yang diumumkan secara harian belum memberikan gambaran secara aktual.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, perkembangan kasus meninggal dunia Covid-19 selama ini cenderung fluktuatif atau naik-turun. Misalnya, pada 23 Juli 2020 tercatat kasus meninggal dunia ada 117 orang. Sementara angka tertinggi tercatat pada 22 Juli 2020 dengan 139 kasus meninggal dunia dalam sehari. Sehari sebelumnya, pada 21 Juli, angka kematian tercatat 81 orang.
"Salah satu halnya mungkin dalam penanganan kasus-kasus berat sehingga menimbulkan dampak kematian. Atau bisa disebabkan sistem pelaporan yang belum terintegrasi secara optimal sehingga laporan dari beberapa daerah belum bisa langsung diakses oleh publik atau dicatat oleh pemerintah sehingga diberikan langsung," kata Wiku dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (24/7).
Kendala tersebut, ujar Wiku, yang membuat data kematian Covid-19 akan lebih baik dilihat secara mingguan atau dwi mingguan. Rentang waktu tersebut dinilai memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tren kematian Covid-19 dibanding melihatnya secara harian.
"Tiga harian atau seminggu atau dua minggu untuk bisa melihat tren lebih baik. Mengingat adanya keterbasan-keterbasan tersebut. Ini adalah tugas kita bersama untuk pastikan bahwa masyarakat bisa dapatkan akses data lebih transparan dan cepat," kata Wiku.
Klaim manajemen kasus lebih baik
Pemerintah juga mengklaim bahwa manajemen kasus Covid-19 di Tanah Air sudah semakin membaik. Hal itu, menurut Wiku, terlihat dari persentase kematian secara nasional yang semakin menurun dari bulan ke bulan.
Satgas mencatat, persentase kematian secara harian tertinggi pada Maret lalu sebesar 9,34 persen dengan rata-ratanya 4,89 persen. Rata-rata persentase kematian harian akibat Covid-19 ini mulai naik pada April lalu dengan angka 8,64 persen.
Beranjak ke Mei, angka rata-rata kematian mulai menurun menjadi 6,68 persen. Pada Juni, angkanya semakin membaik menjadi 5,56 persen. Terakhir hingga pekan ketiga Juli ini, angka rata-rata kematian akibat Covid-19 kembali turun menjadi 4,86 persen. Angka ini mulai mendekati angka kematian dunia yakni 4,2 persen.
"Mengapa hal ini terjadi? Karena terjadi manajemen kasus pasien yang lebih baik dari waktu ke waktu, kita semua belajar," kata Wiku.
Pemerintah sendiri, ujar Wiku, juga terus meningkatkan jumlah ruang isolasi bagi pasien Covid-19 menjadi 23.519 unit dengan jumlah tempat tidur sebanyak 188.510 unit.
"Jumlah tenaga kesehatan yang pengetahuannya makin tinggi dan terbiasa dengan menangani Covid-19 juga makin baik dan jumlah RS rujukan yang meningkat sampai saat ini 839 RS rujukan di Indonesia," katanya.