Jumat 24 Jul 2020 06:50 WIB

Sandiaga Uno Ingatkan Milenial Berani Gagal Jadi Pengusaha

Sandi meyakini ada masalah di setiap anak tangga untuk menuju kesuksesan.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno.
Foto: @sandiuno
Pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 di seluruh dunia mempengaruhi perekonomian semua negara, tidak terkecuali Indonesia. Membangun usaha di tengah pandemi, menurut pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno menjadi tantangan tersendiri bagi kaum milenial. Oleh karena itu, Sandi menyebut. kunci sukses untuk membangun usaha adalah berani gagal dan terus mencoba. Sandi merujuk dirinya sendiri harus gagal puluhan kali hingga akhirnya mencapai kemapanan seperti saat ini.

"Saya yakin ada masalah di setiap anak tangga untuk menuju kesuksesan dan kita pasti akan gagal. Gagalnya itu mungkin harus gagal 10-20 kali," kata Sandi dalam webinar bertajuk 'Jadi Pengusaha itu Keren' yang diselenggarakan V Office, IZIN.co.id, serta Aden & Co di Jakarta pada Kamis (23/7).

Hal tersebut bermula ketika Sandi memulai merintis usaha pada akhir tahun 1997. Ketika itu, dirinya yang merupakan seorang pecatan profesional terpaksa membangun usaha bersama rekannya. Bermula dari tiga orang karyawan, dirinya pelan namun pasti membangun perusahaan investasi yang membesarkannya saat ini. "Saya ini jadi pengusaha secara kecelakaan karena saya di PHK di tahun 1997. Akhirnya saya by accident (terpaksa) masuk sebagai pengusaha," ujarnya.

Sandi menegaskan, menjadi seorang enterpreneur sukses tidak terjadi dalam sekejap. Banyak pengusaha, seperti halnya CEO Halodoc Jonathan Sudharta yang harus jatuh bangun dan gagal hingga 200 kali. "Tapi dia bangkit 201 kali. Jadi itulah bagian dari usaha kita mencoba menggapai kesuksesan. Tidak ada sukses yang instan," ucap wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2018 ini.

Menurut Sandi, dalam merintis menjadi pengusaha, seseorang pasti menemui berbagai masalah. Kemampuan seorang entrepreneur, sambung dia, adalah bisa menjadikan masalah itu suatu hal yang dia private dan mencari inovasi untuk menuju tingkatan yang lebih tinggi lagi.

Sandi mengaku, pernah mengalami sebuah fase saat kehilangan segalanya saat merintis karier di luar negeri. Bahkan, ia harus kembali pulang ke Indonesia, dan tinggal di rumah orang tuanya. Namun segalanya berubah. Usaha yang dilakoninya bersama beberapa sahabatnya kian berkembang dan besar. "Setiap masalah anak tangga menuju kesuksesan. Akan gagal 10-20 kali, itu bagian daripada membesarkan usaha, tidak ada sukses yang instan," ujar Sandi

Oleh karena itu, selain Empat As, yakni Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas, Sandi menekankan, enterpreneur kini harus menerapkan pendekatan SIAP. S berarti spiritual, yakni keyakinan rezki tidak tertukar ikhtiar tidak khinati hasil. I berarti intellectual, yakni kerja cerdas tanpa kenal jenuh. A adalah adaptive (beradaptasi), dan P berarti positive (berpikir positif).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement