REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mengungkapkan rata-rata okupansi hotel sejak pemberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) berada di angka 10 hingga 15 persen. Kondisi tersebut dipengaruhi adanya program Bandung Greatsale Online dan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
"Pada 26 Juni, gubernur sudah menyatakan di Jabar PSBB dihilangkan yang berdampak pada malam minggu okupansi 30 persen. Setelahnya malam minggu sampai sekarang menurun sekitar rata-rata 12-15 persen," ujar Ketua PHRI Jawa Barat, Herman Muhtar saat dihubungi, Kamis (23/7).
Meski menurun, ia mengungkapkan kondisi saat ini lebih baik dibandingkan sebelum-sebelumnya. Menurutnya, pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilaksanakan okupansi hotel berada di titik 5 persen.
"Pergerakan (yang menginap) masih orang Jabar hampir 80 persen, orang Tasikmalaya ke Bandung dan lainnya," katanya. Ia menyebut bahwa kondisi tersebut terjadi karena beberapa transportasi masih belum dibuka seluruhnya.
Ia menambahkan, program Bandung Greatsale yang digelar Pemkot Bandung dan program pemprov Jabar turut berdampak kepada tingkat okupansi. Pihaknya berharap hingga akhir tahun tingkat okupansi bisa mencapai 30 persen.
"Sekarang melebihi 10 persen, kecuali kita harapkan penerbangan pesawat jet dan kereta api normal," katanya. Namun katanya penyebaran covid-19 saat ini masih terus bertambah.
Herman mengatakan upaya yang dilakukan untuk terus meningkatkan okupansi hotel dengan memberikan diskon dari 30 hingga 50 persen menginap di hotel. Selain itu, diskon 10 persen di restoran. "Program kita ya promosi terus (meski) rugi ya rugi," katanya.