Selasa 21 Jul 2020 20:25 WIB

Petugas Pemulasaraan MDMC Dipukul Saat Memakamkan

Pemukulan dilakukan oleh anggota keluarga terduga Covid-19 yang meninggal dunia.

Petugas medis yang mengenakan APD lengkap mengangkat peti berisi jenazah pasien positif COVID-19 menuju lokasi pemakaman (ilustrasi)
Foto: Antara/Ampelsa
Petugas medis yang mengenakan APD lengkap mengangkat peti berisi jenazah pasien positif COVID-19 menuju lokasi pemakaman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Petugas pemulasaran dari Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kota Palangka Raya dipukul keluarga suspek Covid-19 yang meninggal dunia. Pemukulan terjadi saat akan dilakukan pemakaman di TPU Islam kilometer 12 Jalan Tjilik Riwut kota setempat.

"Kejadian sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB. Ki dari MDMC Kota Palangka Raya saat akan memulasaran jenazah suspek dipukul anggota keluarga almarmum," kata Ketua MDMC Kota Palangka Raya, Aprie Husin Rahu saat dijumpai di Mapolresta Palangka Raya, Selasa (21/7).

Baca Juga

Dia menerangkan, kejadian bermula saat dia dan tim MDMC yang menjadi bagian dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya selesai memasukkan peti jenazah ke liang lahat dan mulai melakukan penimbunan. Dia mengungkapkan, pada proses pemulasaran ada 10 anggota MDMC satu pegawai Diskominfo Kota Palangka Raya, petugas pemakaman dan sekitar 30 anggota keluarga almarhum.

Saat peti berisi jenazah dimasukkan dan liang lahat mulai ditimbun petugas ada oknum anggota keluarga yang menyatakan tidak terima keluarganya dimakamkan secara protokol Covid-19. Oknum anggota keluarga tersebut kemudian mendorong seorang petugas MCMC hingga terjatuh ke belakang. Melihat kejadian itu, sambil memerintahkan anggota MDMC lain menahan diri, Aprie menginstruksikan anggotanya untuk menarik diri dari proses pemulasaran.

Karena melihat kondisi semakin tidak kondusif dia pun perintahkan tim mundur dan meninggalkan lokasi. Saat berusaha mundur tiba-tiba ada anggota keluarga lain yang memukul tim MDMC.

"Saat kami mundur, oknum itu mengejar dan memukul kami. Anggota kami yang wanita pun tak luput dari peristiwa itu. Satu anggota kami sempat pingsan usai di pukul, bahkan saat kami melakukan proses evakuasi pun kami juga masih di pukuli," kata Aprie.

Saat ditemui di Mapolresta Palangka Raya, Aprie pun terlihat menderita sejumlah luka lebam di wajah. Bagian lengan dalam seragam MDMC yang dikenakannya pun robek.

"Pada dasarnya kami yang menjadi bagian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya hanya melaksanakan tugas. Kejadian ini kami laporkan ke polisi, pemerintah kota dan wali kota," katanya.

Dia pun berharap kejadian serupa agar tidak berulang. Masyarakat juga agar lebih menahan diri dan mengedepankan aspek musyawarah dalam mengatasi setiap masalah.

Saat ini, video pemukulan itu telah beredar luas di kalangan warga net di Palangka Raya. Kapolresta Palangka Raya, Kombespol Dwi Tunggal Jaladri bersama anggota pun telah menuju ke lokasi.

Namun sampai saat berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait baik anggota keluarga, pemerintah kota maupun pihak kepolisian setempat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement