Selasa 21 Jul 2020 17:18 WIB

98 Persen BLT Dana Desa Tahap I Telah Cair

Ada desa-desa yang tidak menggunakan dana desa untuk BLT.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.
Foto: Kemendes PDTT
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mencatat sebanyak 98 persen Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa tahap I periode April 2020 hingga Juni 2020 telah dicairkan. Mayoritas yang menerima BLT ini adalah keluarga penerima manfaat (KPM) yang belum mendapatkan jaring pengaman sosial (JPS) lainnya seperti program keluarga harapan (PKH). 

"Sebenarnya bukan data baru, ini data lama yang kami olah terus-menerus, tetapi kami belum berani memunculkannya karena persentase penerima BLT masih belum maksimal. Saat ini total 73.178 desa atau 98 persen dari 74.877 desa yang sudah mencairkan BLT," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar saat konferensi pers virtual update BLT Dana Desa, Selasa (21/7).

Kata dia, total dana desa yang digunakan untuk BLT Dana Desa sebesar Rp 4.696.852.200.000. Meski hampir semua BLT Dana Desa cair, kata dia, pencairannya tidak akan mencapai 100 persen karena ternyata ada desa-desa yang tidak menggunakan dana desa untuk BLT. Hal itu, kata dia, ada beberapa penyebabnya. Di antaranya setelah dilakukan pendataan, ternyata masyarakatnya tidak memenuhi kualifikasi menerima dan semua masyarakatnya sejahtera. 

Selain itu, seringkali penduduk yang kaya membantu warga yang miskin sehingga tidak membutuhkan BLT dan fenomena ini terjadi di Malang, Jawa Timur. 

Dia juga mengatakan, masih ada 52 desa yang diblokir oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sehingga tidak bisa menerima dana desa. Ini karena masih perlu dilakukan verifikasi ulang, contohnya di Konawe, Sulawesi Tenggara.

"Ini sedikit lagi selesai verifikasinya. Tetapi tidak mungkin bisa mencapai 100 persen," katanya.

Dia mengatakan, jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) BLT Dana Desa 7.828.087 yang meliputi 2.426.707 KPM adalah perempuan kepala keluarga (Pekka) dan 285.423 KPM anggotanya menderita penyakit kronis dan menahun. Kata dia, BLT Dana Desa yang diterima KPM laki-laki yang berusia di atas 45 tahun sebanyak 2.856.975, sementara 2.544.405 KPM laki-laki berusia 15 hingga 44 tahun. Sedangkan KPM yang merupakan Pekka yaitu 1.721.331 berumur diatas 45 tahun dan 705.376 KPM Pekka berusia 15 hingga 44 tahun.  Ia menambahkan, 24 persen KPM BLT Dana Desa adalah lanjut usia berumur 65 tahun ke atas bahkan mencapai 34 persen dari Pekka.

"Jadi 58 persen BLT Dana Desa terutama membantu Pekka yang sudah berumur tua. Bahkan pada Pekka mencapai 71 persen," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkap, 88 persen KPM BLT Dana Desa adalah para keluarga petani di desa, 42 persen Pekka KPM BLT Dana Desa bekerja sebagai buruh tani atau sebanyak 1.029.411 Pekka, dan 23.469 KPM adalah keluarga guru agama di desa. Fakta lainnya, dia melanjutkan, 81 persen KPM BLT Dana Desa adalah keluarga miskin yang baru kali ini mendapatkan bantuan pemerintah. "15 persen KPM BLT Dana Desa terdampak pandemi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) berupa kehilangan pekerjaan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement