REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU— Sebanyak 220 prajurit pasukan elite angkatan udara Paskhas 462 Pulanggeni kembali ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau usai menyelesaikan misi pengamanan di bumi cenderawasih, Papua.
Dua pesawat hercules milik TNI AU A-1338 dan A-1330 yang mengangkut ratusan prajurit ini mendarat mulus di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Senin sekitar pukul 09.00 WIB.
"Mereka baru saja kembali usai melaksanakan tugas pengamanan selama sembilan bulan di Papua," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama TNI Ronny Irianto Moningka, kepada Antara.
Dia menjelaskan prajurit pilihan tersebut telah membuktikan diri sebagai prajurit TNI dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan. Selama di Papua, mereka melaksanakan pengamanan di 11 Bandar Udara perintis "Semuanya berada di bawah kendali Kodam 17 Cenderawasih," ujarnya.
Ronny mengungkapkan, nantinya akan ada lagi pengiriman dalam operasi tugas berikutnya guna mewujudkan stabilitas keamanan di wilayah paling timur Indonesia tersebut.
"Tentunya ada pengiriman selanjutnya. Paskhas 462 kembali dan digantikan Paskhas 464. Jadi kita punya total 9 Batalyon Paskhas yang ada di TNI AU," katanya.
Sementara itu, Komandan Batalyon Komando 462 Paskhas, Letkol Pas Yoseph M Purba, mengatakan prajurit 462 Paskhas dalam operasi tugas di Papua tersebar di 11 Bandara perintis mulai dari Nabire hingga ke ujung timur Merauke.
Yoseph yang memimpin langsung pengamanan tersebut mengatakan cukup banyak tantangan yang dihadapi para prajurit di Papua. Mulai dari ancaman keamanan, kemudian pergerakan barang terlarang seperti senjata api, minuman keras hingga obat-obatan terlarang.
"Puji Tuhan. Bisa kita laksanakan dan pencapaian kita cukup baik. Kegiatan pengamanan dilaksanakan di 11 bandara yang tersebar di 3 korem, mulai dari Nabire hingga ke ujung timur Merauke," paparnya.
Pantauan Antara, para prajurit itu langsung melaksanakan sujud syukur usai menginjakkan kaki mereka di Bumi Lancang Kuning. Beberapa lainnya tampak mengepalkan tangan memanjatkan syukur karena telah menyelesaikan misi dengan baik. Tangis haru para istri dan keluarga prajurit pecah saat mereka kembali dipertemukan usai berpisah selama sembilan bulan lamanya.