REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah merilis ada penambahan 1.462 kasus positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Dari angka tersebut, Jawa Timur kembali menjadi provinsi dengan angka kasus harian tertinggi yakni 255 orang. DKI Jakarta kini berada di posisi kedua dengan kasus positif baru sebanyak 253 orang.
DKI Jakarta dan Jawa Timur memang secara konsisten saling-salip terkait angka tambahan harian kasus positif Covid-19. Pada Kamis (16/7) kemarin misalnya, DKI Jakarta berada di peringkat pertama sebagai penyumbang tambahan kasus tertinggi, sementara Jawa Timur berada di posisi ketiga. Posisi kedua justru ditempati Jawa Tengah.
Dengan penambahan kasus hari ini, maka angka kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air menjadi 83.130 orang. Angka ini nyaris melampaui jumlah kasus Covid-19 di China yakni 83.622 kasus berdasarkan sumber worldometers.
Menurut pedoman Kementerian Kesehatan terakhir (revisi kelima), kasus konfirmasi ini terdiri dari dua pihak yakni kasus positif dengan gejala dan membutuhkan perawatan rumah sakit serta kasus positif tanpa gejala dan tidak membutuhkan layanan RS.
Di bawah Jawa Timur dan DKI Jakarta, masih ada Jawa Tengah dengan kasus baru sebanyak 238 orang, Kalimantan Selatan dengan 101 kasus, Bali dengan 86 kasus, Sumatra Utara dengan 83 kasus, Sulawesi Selatan dengan 83 kasus, dan Sumatra Selatan dengan 67 kasus baru.
"Seluruh kontak erat kita periksa dan test dengan PCR. Beberapa di antaranya ditemukan status konfirmasi positif namun tak bergejala. Ini menjadi penting bahwa kasus ini yang harus jalankan isolasi dengan ketat karena kalau tidak ini menjadi sumber penularan baru," jelas Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Jumat (17/7).
Jumlah pasien sembuh juga terus bertambah, tercatat ada 1.489 pasien sembuh pada hari ini. Sehingga jumlah kasus Covid-19 sembuh menjadi 41.834 orang. Kasus pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 juga bertambah 84 orang, menjadi total 3.957 orang yang meninggal dunia.
"Kita harap seluruh kasus konfirmasi sekalipun tanpa gejala bisa diindentifikasi. Karena kalau tidak maka dia jadi sumber penularan. Mari kurangi risiko untuk tertular, dengan cara mengubah kebiasaan kita untuk aman covid," kata Yurianto.