REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Barat Safaruddin Sanusi, meminta masyarakat di daerah itu mematuhi imbauan pemerintah agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Itu mengingat terus bertambahnya kasus positif Covid-19 di Sulbar.
"Tidak henti-hentinya kami mengingatkan masyarakat agar selalu disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Jika kita lalai dan tidak perduli, maka tentu pemerintah akan sulit mengatasi penyebaran Covid-19," kata Safaruddin di Mamuju, Jumat (17/7).
Jadi, katanya, Gugus Tugas kembali meminta masyarakat di Sulbar agar dapat mematuhi imbauan pemerintah dengan selalu mengenakan masker jika ke luar rumah, rajin mencuci tangan, jaga jarak dan hindari kerumunan.
Saat ini, lanjut Safaruddin, kasus positif Covid-19 di Sulbar terus mengalami kenaikan.
Hingga Kamis (16/7), kasus positif Covid-19 mencapai 154 kasus dan sudah menyebar di enam kabupaten di Sulbar dan 102 orang di antaranya dinyatakan sudah sembuh.
Bahkan tambahnya, Kabupaten Mamuju sebagai ibukota Provinsi Sulbar, hampir setiap hari ada penambahan kasus positif Covid-19.
"Pada Rabu (15/7) saja, terdapat penambahan enam kasus positif Covid-19, semuanya dari Mamuju dan Kamis (16/7) juga masih ada penambahan dua kasus positif Covid-19 yang juga berasal dari Mamuju. Tetapi pada Kamis (16/7) juga terdapat empat pasien Covid-19 dari Mamuju dinyatakan sembuh," ujarnya.
"Pemerintah selalu berupaya bagaimana menekan untuk tidak terjadi peningkatan Covid-19 di Sulbar. Tetapi tentunya, ini juga diharapkan keseriusan masyarakat untuk mengindahkan imbauan pemerintah. Jika tidak ada kepedulian masayarakat maka mustahil Covid-19 bisa diatasi," ucap Safaruddin.
Ia menyatakan bahwa saat ini, saat ini Rumah Sakit Regional Mamuju sudah padat oleh pasien Covid-19.
"Bahkan, sedikit lagi tidak akan mungkin bisa menerima seluruh pasien dari seluruh kabupaten. Pemerintah Provinsi Sulbar mengharapkan kepada pemerintah kabupaten untuk selalu siaga dan menyiapkan tempat-tempat isolasi mandiri dan isolasi di rumah sakit yang dianggap layak untuk menampung pasien," terang Safaruddin.