Senin 13 Jul 2020 23:50 WIB

Wapres: Sosialiasi Protokol Kesehatan Berbasis Sains Data

Sosialisasi diharapkan berlangsung persuasif, komunikatif dan partisipatif

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden Maruf Amin menilai perlunya sosialisasi secara masif gerakan nasional disiplin protokol kesehatan.
Foto: Dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin menilai perlunya sosialisasi secara masif gerakan nasional disiplin protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai perlunya sosialisasi secara masif gerakan nasional disiplin protokol kesehatan. Wapres meminta agar sosialiasi ini mampu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan.

Karena itu, ia meminta sosialisasi harus dilakukan secara persuasif, komunikatif, dan partisipatif yang membangun kepercayaan. "Berbasis pada ilmu pengetahuan, sains dan data, guna membangkitkan partisipasi masyarakat," ujar Ma'ruf melalui akun Instagram resminya @kyai_marufamin, Senin (13/7).

Baca Juga

Karena, ia menilai perlu kekompakkan seluruh elemen untuk membangun kesadaran bersama tentang disiplin protokol kesehatan. "Mulai dari TNI, Polri, relawan ormas hingga tokoh kampus bahkan para ulama dan tokoh agama bergerak ikut mengkampanyekannya sekaligus melakukan pengawasan terhadap protokol kesehatan," ujarnya.

Ma'ruf juga merespon kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia  beberapa waktu terakhir. Senada dengan Presiden Joko Widodo, Ma'ruf meminta semua pihak harus kompak dan fokus memassifkan 3T yakni testing (pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) pasien Covid-19.

"Utamanya di delapan provinsi dengan angka penularan yang cukup tinggi, yaitu Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Papua dan Kalimantan Selatan," kata Ma'ruf.

Sebelumnya, Pemerintah merilis penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 1.282 pada Senin (13/7), sehingga total keseluruhan positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 76.981 orang.

Jumlah itu didapat dari pemeriksaan pada Ahad (12/7) yang jumlahnya sekitar 13.100 spesimen, sehingga total spesimen yang telah diperiksa yakni 1.074.467 spesimen.

Dari penambahan tersebut, DKI Jakarta kembali menjadi provinsi dengan penambahan terbanyak yakni 281 kasus baru, disusul Jawa Timur dengan 219 kasus, Sulawesi Selatan 124 kasus, Jawa Tengah 100 kasus, Papua 98 kasus, dan Jawa Barat 83 kasus.

"Ini harus kita sadari bahwa kasus positif Covid-19 dari hari ke hari masih bertambah karena masih ada sumber penularan di tengah masyarakat yang kemudian tidak menyadari dia menularkan ke orang lain," ujar Juru bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (13/7).

Selain penambahan kasus, Pemerintah juga mencatat jumlah pasiem sembuh meningkat sebanyak 1.051 orang sehingga total pasien yang telah sembuh dari Covid-19 sebanyak 36.689. Sedangkan pasien yang meninggal karen Covid-9 bertambah 50 sehingga total 3.656 orang.

"Kita masih melakukan pemantauan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 33.504 dan pasien dalam pengawasan (PDP) yakni 14.439 orang," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement