Senin 13 Jul 2020 16:52 WIB

Upaya Pencegahan Covid-19 di Sekolah Harus Maksimal

Jenjang sekolah yang lebih muda, disarankan dibuat protokol kesehatan menyenangkan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah murid kelas 1 duduk di ruang kelas di SD Negeri 1 Praja Taman Sari di Desa Wonuamonapa, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (13/7/2020). Pihak sekolah terpaksa menerapkan pembelajaran dengan tiga kali pertemuan tatap muka di sekolah dalam sepekan karena terbatasnya jaringan telekomunikasi untuk penerapan pembelajaran jarak jauh secara daring guna mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/JOJON
Sejumlah murid kelas 1 duduk di ruang kelas di SD Negeri 1 Praja Taman Sari di Desa Wonuamonapa, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (13/7/2020). Pihak sekolah terpaksa menerapkan pembelajaran dengan tiga kali pertemuan tatap muka di sekolah dalam sepekan karena terbatasnya jaringan telekomunikasi untuk penerapan pembelajaran jarak jauh secara daring guna mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua departemen epidemiologi FKM Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono menegaskan protokol kesehatan wajib diterapkan di sekolah yang sudah dibuka di zona hijau. Untuk sekolah pada jenjang yang lebih muda, ia menyarankan agar dibuat protokol kesehatan yang terkesan menyenangkan namun sembari membangun pemahaman kepada anak terkait pencegahan Covid-19.

"Kalau jaga jarak itu, kalau perlu dibuat garis-garis pembatas di sekolah. Harus digaris-garis seolah garis itu buat mainan, jadi belajarnya diatur," kata Miko, dihubungi Republika.co.id, Senin (13/7).

Baca Juga

Untuk semua jenjang sekolah, Miko juga menyarankan untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bila perlu, masker dan face shield digunakan untuk siswa dan guru demi upaya pencegahan yang maksimal.

Jarak antara siswa satu dan lainnya harus betul-betul diperhatikan. Guru memiliki tugas tambahan, selain mengajar yaitu mengawasi jarak antarmurid baik di dalam kelas maupun beraktivitas di luar kelas. "Semuanya lebih aman, upaya pencegahan kalau bisa lebih ya akan lebih baik," kata dia lagi.

Selain itu, ia mengingatkan agar sekolah di zona merah dilarang untuk dibuka. Hal ini penting mengingat bahaya yang dapat timbul pada anak ketika sekolah dibuka di zona merah.

Miko juga menyinggung soal adanya klaster baru yang terjadi di sejumlah pesantren. Menurutnya, jangan sampai peristiwa pesantren menjadi klaster baru terulang di sekolah-sekolah.  "Saya ragu kalau masih merah, kalau bisa ya jangan dibuka dulu. Jangan kasus Jawa Timur, Jawa Tengah terulang. Saya enggak sarankan untuk dibuka, dan gugus tugas pusat juga enggak sarankan untuk dibuka," kata Miko menegaskan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement