Sabtu 11 Jul 2020 12:18 WIB

Delapan Tenaga Medis Probolinggo Sembuh dari Covid-19

Tenaga medis yang sembuh dari Covid-19 bisa kembali bertugas

Petugas medis
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Petugas medis

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Sebanyak delapan tenaga kesehatan di Kota Probolinggo, Jawa Timur dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah menjalani masa isolasi selama kurang lebih 14 hari dan dua kali hasil swab dinyatakan negatif.

"Tenaga kesehatan yang merupakan orang tanpa gejala (OTG) itu akhirnya sembuh. Mereka adalah tenaga kesehatan di RSUD dr Mohamad Saleh," kata Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Probolinggo dr Abraar HS Kuddah, Sabtu (11/7).

Menurutnya ada sembilan pasien yang sembuh dari Covid-19 yang terdiri dari delapan tenaga kesehatan dan satu pasien lainnya merupakan warga Kelurahan Sumber Taman Kota Probolinggo yang dirawat di Kota Surabaya.

"Tenaga kesehatan RSUD dr Mohamad Saleh yang sembuh berasal dari Kelurahan Sukabumi, Jrebeng Wetan, Mayangan dan Jrebeng Lor. Semuanya sudah dalam kondisi sehat," tuturnya.

Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang masih dirawat di Kota Probolinggo sebanyak 70 orang, kemudian dirawat di Surabaya dua orang, dirawat di Kabupaten Situbondo satu orang, dan yang meninggal dunia sebanyak tiga orang, sehingga total pasien yang sembuh mencapai 55 orang dari jumlah keseluruhan pasien Covid-19 di Kota Probolinggo sebanyak 131 orang.

"Saya berharap tenaga kesehatan lebih berhati-hati dalam melakukan tugasnya. Kami imbau pasien jujur kepada tenaga kesehatan dan berikan keterangan sedetail atau selengkap mungkin saat berobat," katanya.

Delapan tenaga kesehatan yang sudah sembuh telah menjalani isolasi selama 14 hari hingga dua kali hasil swab terakhir dinyatakan negatif, sehingga mereka bisa menjalankan tugasnya kembali.

"Mereka diperbolehkan masuk hari Senin (13/7) dan kami sudah memastikan kondisi para tenaga kesehatan dengan peraturan yang lebih ketat. Kalau tidak betul-betul sembuh, kami tidak berani mengembalikan di tim jaga mereka," tuturnya.

Untuk masyarakat yang akan berobat di RSUD Mohamad Saleh harus dilakukan skrining, namun kadang masyarakat yang akan dirawat inap menolak dan merasa terbebani dengan pembiayaan skrining yang saat ini belum dicover oleh BPJS Kesehatan.

"Rawat inap pasien di RSUD akan lebih diperketat tujuannya bukan untuk mempersulit tapi saling menjaga antara pasien dan tenaga kesehatan agar tidak terpapar Covid-19,"ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement