Sabtu 11 Jul 2020 08:04 WIB

TNI AL Bakal Diperkuat 14 Drone ScanEagle Hibah dari AS

Puspenerbal membuka tender pembangunan hanggar Skadron Udara 700 pesawat tak berawak.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
TNI AL mendapat hibah 14 unit drone ScanEagle dari AS.
Foto: Piston.my
TNI AL mendapat hibah 14 unit drone ScanEagle dari AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) telah membuka tender penawaran bagi publik untuk pembangunan hanggar khusus skadron Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. TNI AL baru mendirikan Skadron Udara 700 pesawat tak berawak.

Seperti dilaporkan Janes pada Juli 2018, Puspenerbal akan menerima hibah 14 unit drone ScanEagle buatan anak perusahaan Boeing dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Pembagian hibah itu lewat program pembangunan kapasitas untuk AL di Asia Tenggara dalam Maritime Security Initiative (MSI), yang melibatkan Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga.

Laporan Janes pada 6 Juli 2020, mengungkapkan, total nilai kontrak tender sebesar Rp 6,22 miliar (430 ribu dolar AS) untuk konsultasi desain dan konstruksi hanggar. Fasilitas ini dibangun di Lanudal Juanda, yang memang menjadi markas Puspenerbal. Nantinya hanggar tersebut digunakan terutama untuk menyimpan, dan memelihara pesawat tanpa awak serta peralatan terkait.

Perusahaan yang ingin mengajukan penawaran untuk memenangkan proyek pembangunan hanggar harus mengajukan penawan finansial, dipimpin oleh tim manajemen yang berpengalaman, dan dapat menunjukkan bukti kompetensi teknis dalam membangun fasilitas serupa, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen tender.

Pada 26 Februari lalu, Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan permohonan persetujuan penerimaan hibah kepada Komisi I DPR. Menurut Trenggono, Kementrian Pertahanan (Kemenhan) RI bakal mendapat hibah 14 drone ScanEagle dan pemutakhiran tiga unit Helikopter Bell 412 dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Hibah ini diklaim dapat memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL.

Dia menjelsakan, pemerintah AS sejak 2014 sampai 2015 menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI. Atas dasar itu, maka pada 2017 TNI AL mengambil program FMF Hibah tersebut berupa unmanned aerial vehicle (UAV) dan upgrade kemampuan helikopter Bell 412.

Sesuai ketentuan, dibentuklah tim pengkaji oleh Kemenhan untuk melakukan penilaian apakah barang tersebut layak diterima dari aspek teknis, ekonomis, politis, dan strategis. Dari kajian tersebut Kemhan memutuskan untuk menerima program hibah dimaksud.

 

"Drone ScanEagle memiliki nilai 28,3 juta dolar AS, dibutuhkan TNI AL untuk  meningkatkan kemampuan ISR maritim guna memperkuat pertahanan negara," ujar Wahyu Trenggono, Rabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement