Sabtu 11 Jul 2020 07:28 WIB

Sandiaga: Masyarakat Butuh Bantuan Tunai

Sandiaga menyebut uang tunai bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
 Sandiaga: Masyarakat Butuh Bantuan Tunai. Foto: Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno melakukan lelang brand lokal untuk membantu penanganan Covid-19, Rabu (20/5).
Foto: Istimewa
Sandiaga: Masyarakat Butuh Bantuan Tunai. Foto: Pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno melakukan lelang brand lokal untuk membantu penanganan Covid-19, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memyebutkan bahwa masyarakat lebih membutuhkan bantuan langsung tunai di masa pandemi saat ini. Menurutnya, bantuan tunai akan lebih baik diberikan kepada warga terdampak Covid-19 dibanding paket sembako.

"Kalau cash itu nyampe ke tangan ibu-ibu, emak-emak atau bapak-bapak, mereka bisa beli sesuai dengan kebutuhannya dan kadang-kadang mereka butuh biaya listrik dan lain-lain," kata Sandiaga Uno dalam keterangan, Sabtu (11/7).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Sandi saat berbincang dengan mantan menteri kelautan dan perikanan (KKP) Susi Pujiastuti. Pemilik maskapai Susi Air itu juga sepakat bahwa masyarakat terdampak Covid-19 lebih membutuhkan dana cair.

Sandi mengatakan, pemberian paket sembako juga memiliki dampak negatif. Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini berpendapat bahwa jenis bantuan tersebut lebih rawan terjadi tindak pidana korupsi atau mark up oleh birokrasi.

Dalam kesempatan itu, Susi menilai bahwa pandemi virus SARS-CoV-2 alias Covid-19 yang terjadi saat ini tidak bisa dipungkiri telah menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan. Namun, dia meminta masyarakat agar jangan sampai depresi atau tertekan secara mental akibat kondisi yang terjadi.

Dia berpendapat, publik juga harus lebih kreatif dalam melakukan berbagai hal. Artinya, dia mengatakan, masyarakat termasuk pelaku usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) bisa menyesuaikan segala aktivitas mereka dengan kondisi adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi ini.

Susi mengatakan, pandemi telah memberikan pukulan bagi UMKM. Lanjutnya, kondisi yang terjadi saat ini telah menurunkan omzet sebagian besar pelaku UMKM. Dia menilai, padahal sektor tersebut merupakan penyumbang terbesar tenaga kerja Indonesia.

"Saya pikir yang paling penting harus punya rasa selalu optimis. Walaupun tidak boleh terlalu ambisius karena keadaan sekarang tidak terlalu bagus. Jadi, ya, optimis tetap berusaha, tapi jangan terlalu ngoyo yang bikin anda stres, dan staminanya turun dan akhirnya sakit," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement