Jumat 10 Jul 2020 03:56 WIB

Menristek: Riset Pangan dan Nutrisi Penting Saat Pandemi

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan selama pandemi harus didorong

Rep: Inas Widyanuratikah / Red: Hiru Muhammad
Dukung penurunan prevelensi stunting, Kementan minta masyarakat optimalkan lahan pekarangan.
Foto: Kementan
Dukung penurunan prevelensi stunting, Kementan minta masyarakat optimalkan lahan pekarangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan penting untuk melakukan riset pangan dan nutrisi untuk penanganan stunting. Di tengah pandemi, jangan sampai fokus terhadap kebutuhan pangan dan nutrisi menjadi terlupakan.

"Selain pemenuhan di masa pandemi, nutrisi untuk pencegahan stunting juga harus menjadi perhatian. Jangan sampai stunting menjadi bencana baru dengan dampak yang lebih besar di masa depan," kata Bambang, dalam keterangannya, Kamis (9/7).

Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO, situasi ini sedikit banyak berdampak kepada kesehatan masyarakat Indonesia terutama kelompok rentan seperti ibu dan anak. Bambang menjelaskan, program peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan selama pandemi tetap harus didorong.

Ia menjelaskan, hampir semua daerah yang terkonfirmasi kasus Covid-19 memiliki prevalensi stunting sedang bahkan tinggi. Terkait hal ini, penanganan dan pelayanan kesehatan dan gizi dalam situasi pandemi menjadi sangat penting untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih besar.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 30,8 persen. Pada tahun 2019, angka ini berkurang menjadi 27,67 persen.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement