REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Sebanyak 50 persen lebih Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung sudah kembali berjualan di sejumlah ruas jalan pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kondisi tersebut berbeda saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana hampir 90 persen tidak beroperasi.
Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Kota Bandung, Taspen Efendi mengatakan 50 persen para PKL berjualan saat AKB berlangsung sedangkan 90 persen PKL saat PSBB tidak berjualan. Menurutnya, para PKL berjualan sebab untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Sudah berjualan 50 persen, banyak ditemukan terutama di Jalan Otista, sebagian Dalem Kaum dan kemarin aduan (warga di) medsos di terusan Jalan Jakarta," ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (9/7).
Menurutnya, pihaknya sejak Januari hingga Maret terus melakukan penertiban PKL secara rutin. Namun, pada periode April hingga Mei dilakukan secara berkala terutama saat PSBB berlangsung.
"Januari 39 kali pedagang ditertibkan, Februari 27 kali, Maret 60 kali, jadi total Januari sampai Maret sudah 126 kali," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan meminta para PKL memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan dengan sesuai standar. Menurutnya, jika terdapat PKL yang nakal maka akan segera ditertibkan. "Kita berikan imbauan pakai masker dan jaga jarak," katanya.
Taspen menambahkan, sejumlah taman kota sering dimanfaatkan para pesepeda untuk berkumpul. Padahal katanya hal tersebut masih belum diperbolehkan sebab taman belum diizinkan untuk dibuka di masa AKB. "Pesepeda banyak tapi nongkrong di taman dan membuat banyak kerumunan," katanya.