REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Masyarakat yang adil dan makmur adalah tujuan pembangunan nasional. Dalam tatanan praktis (operasional), kemandirian dan kesejahteraan menjadi indikator masyarakat yang makmur. Kemandirian dan kesejahteraan masyarakat diawali dengan terpenuhinya kebutuhan dasar berupa sandang, pangan dan papan. Konsep inilah yang mendasari lahirnya Kampung Makmur Bakrie Amanah.
Setelah berhasil melakukan pilot project Kampung Makmur di Desa Kopang, Kecamatan Madana, Lombok Utara yang diawali dengan pemenuhan kebutuhan papan pasca gempa, dilanjutkan dengan pembangunan sarana fisik lainnya untuk kebutuhan ibadah, pendidikan dan kesehatan dalam bentuk masjid, mushola, sekolah dan posyandu, serta ketahanan dari aspek ekonomi melalui budidaya lebah, kini Bakrie Amanah meresmikan Kampung Makmur berikutnya di desa Bojongsari Baru, kota Depok. Kegiatan ini dimulai dengan program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat. Bekerjasama dengan Yayasan Sabilul Ummah, Bakrie Amanah melakukan sinergi dalam memfasilitasi warga melakukan budidaya talas pratama dan bebek hibrida.
Kemakmuran dengan indikator kemandirian dan kesejahteraan, dimulai dengan pemetaan sosial untuk menggali sumber daya alam unggulan dan sumber daya manusia di sebuah tempat, dalam hal ini desa Bojong Baru. Langkah berikutnya adalah penguatan institusi lokal yang menjadi salah satu komponen pemberdayaan khususnya dalam menampung aspirasi warga dalam mencurahkan gagasan, mendiskusikan dan mengimplementasikan gagasan yang telah disepakati dalam bentuk program-program pemberdayaan.
Fokus Bakrie Amanah di wilayah Bojong Baru ini adalah kerjasama dengan lembaga pemberdayaan lokal, yaitu Yayasan Sabilul Ummah dalam bentuk program charity di masa pandemic Covid-19 dan bulan Ramadhan dalam bentuk penyaluran sembako.
“Alhamdulillah, untuk dua tahapan mengenai social mapping dan kebutuhan adanya institusi lokal dalam Program Kampung Makmur di Ds. Bojong Baru ini, Bakrie Amanah tinggal melakukan review dan mendiskusikannya beberapa hal yang memang sudah dilakukan oleh Yayasan Sabilul Ummah,” jelas Khairul Muttaqien selaku koordinator Program Pemberdayaan Bakrie Amanah.
Selanjutnya Khairul menjelaskan bahwa pemilihan jenis program pemberdayaan memperhatikan keseimbangan lingkungan dan ekonomi. Pemilihan sektor pertanian dan peternakan dalam hal ini budidaya talas dan bebek merupakan pilihan yang tepat mengingat potensi sumber daya manusia di Ds. Bojong Baru dan lingkungan alam yang mendukung untuk dua sektor pemberdayaan ini.
“Satu lagi yang sering dilupakan dalam pemberdayaan bahwa pemilihan sektor pemberdayaan harus merupakan hasil kesepakatan warga. Karena faktor inilah, dalam pelaksanaannya akan menjadi motivasi tersendiri untuk keberhasilan program. Warga akan lebih bersemangat ketika mereka mengerjakan apa yang mereka inginkan atau mereka sukai,” kata Khairul.
Selain diharapkan dapat mengangkat kemandirian dalam aspek ekonomi keluarga, pemberdayaan di kedua sektor ini akan menguatkan aspek ekologi. Penataan lingkungan akan lebih baik dan produktif dimana lahan-lahan yang ada akan di maksimalkan dengan penanaman berbagai jenis sayuran. Demikian juga lahan-lahan kosong di halaman rumah dapat ditanami berbagai jenis tanaman sayuran dan pangan lainnya.
Kedua sektor pemberdayaan ini diharapkan mampu mengangkat ekonomi keluarga di Ds. Bojong Baru, mengingat saat ini mayoritas masyarakat di wilayah ini sudah berpenghasilan melalui kegiatan bertani sayur mayur, juga beberapa telah melakukan usaha di bidang ikan konsumsi, ikan hias.
Bersama Yayasan Sabilul Ummah, Bakrie Amanah mengawali program pemberdayaan dari lahan warga seluas 5000 meterpersegi sebagai demplot atau lahan percontohan bagi pemberdayaan masyarakat. Di lahan ini akan ditanam sebanyak 5.000 batang talas dan budidaya 3.500 ekor bebek hibrida yang dikelola oleh kelompok masyarakat.
“Bebek Hibrida ini tidak bisa dikembangkan di sembarang tempat karena butuh lahan yang luas dan juga jauh dari masyarakat. Dan utuk talas sendiri, dengan program sentralisasi diharapkan ke depannya akan memberikan efek manfaat yang menyebar. Dari satu batang talas dewasa akan tumbuh hingga 5 batang tunas, dengan demikian dari 5.000 batang talas akan berlipat sampai 25.000 batang talas. Inilah, mengapa kita memulai demplot dalam areal yang cukup luas,” jelas Khairul.
Dari demplot ini pula, baik usaha bebek ataupun talas akan menyebar ke lahan-lahan yang dipunyai warga Ds. Bojong Baru termasuk di pekarangan-pekarangan rumah warga bahkan bisa menyebar ke wilayah lain.
Dalam program ini Bakrie Amanah men-support tambahan pemodalan bagi kelompok tani yang sebelumnya sudah dikoordinasikan oleh Yayasan Sabilul Ummah. Program jangka panjang dari pemberdayaan di dua sektor ini telah disiapkan Bakrie Amanah adalah dalam bentuk pengembangan produk-produk olahan yang diharapkan mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan menjual langsung hasil penen mereka.
“Usaha Ketahanan Ekonomi warga dapat dimulai dari ketahanan pangan dan ketahanan sosial. Penguatan sosial ini sendiri terjadi ketika ada usaha bersama yaitu dalam bentuk pengelolaan kelompok, sehingga terjadi komunikasi yang intent di antara mereka. Untuk itulah, di lahan ini pula akan disiapkan ruang untuk warga berkumpul, berdiskusi dan berkreativitas.” kata Khairul.
Ia berharap dengan pertemuan ini para kepala sekolah dapat menjalankan pembelajaran tatap muka di era new normal dengan baik, sehingga tahun ajaran baru sesuai harapan bersama. Pertemuan ini selain untuk menyamakan persepsi terhadap pembelajaran, juga sebagai ajang silaturahmi antar kepala daerah dengan kepala sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Babel, M. Soleh membenarkan hal ini, supaya sekolah tatap muka dapat di terapkan sesuai protokol kesehatan. "Kita menyamakan persepsi dalam rangka kita menghadapi new normal tahun pelajaran 2020-2021 yang dimulai 13 Juli 2020. Maka, kita menyamakan persepsi terhadap kebijakan Pemprov. Babel. Kalau kita melakukan pembelajaran tatap muka di zona hijau, maka panduan protokol kesehatan harus dipersiapkan betul-betul dari sekolah. Oleh sebab itu, Pak Gubernur ingin menjaga keselamatan bersama," katanya.
Menurutnya sekolah tatap muka saat ini hanya sekolah SMA, SMK yang berada di zona hijau, sedangkan untuk SLB dibuka bulan Desember mendatang.
Sebanyak 131 kepala sekolah SMA, SMK, DAN SLB baik sekolah negeri dan swasta se-Babel. Kepala Dinas Pendidikan M. Soleh berharap orang tua siswa agar membiasakan diri bahwa pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran bagi kita melalui pembelajaran saat ini.