Rabu 08 Jul 2020 00:03 WIB

Kemenhub Gelar Uji Coba Pemanduan E-Pilotage di Tarakan

Penerapan E-Pilotage ini dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan fitur VTS.

Pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage di wilayah perairan Pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage di wilayah perairan Pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Dalam rangka peningkatan pelayanan kepelabuhanan guna meningkatkan keselamatan pelayaran, Kementerian Perhubungan kembali menggelar acara uji coba (test bed) pemanduan secara elektronik atau dikenal dengan e-Pilotage. Pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage kali ini dilakukan di wilayah perairan Pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara.

Uji coba ini merupakan pelaksanaan yang ke 3 (tiga) dari total keseluruhan 4 (empat) uji coba (test bed) E-Pilotage yang  dilakukan pada Vessel Traffic Services (VTS) di kantor Distrik Navigasi (Disnav), yaitu VTS Tanjung Priok, VTS Center Batam, VTS Tarakan dan yang terakhir di VTS Benoa.

Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menyusun program quick wins untuk implementasi dan test bed pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) dalam rangka optimalisasi pemanfaatan VTS pada Distrik Navigasi guna meningkatkan aspek keselamatan pelayaran. 

Pada pelaksanaan Test Bed yang ketiga ini diharapkan semua pihak dapat membantu demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini agar hasil pelaksanaannya dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan E-Pilotage di Pelabuhan Tarakan melalui VTS Tarakan. 

Demikian sambutan Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha secara virtual pada pembukaan acara pelaksanaan Test Bed E-Pilotage di Wilayah Perairan Pelabuhan Tarakan Kalimantan Utara, Selasa (7/7).

Arif menjelaskan, bahwa pelaksanaan Test Bed ini bertujuan untuk mendapatkan input serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi dalam melaksanakan pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengimplementasi peran dari VTS.

Sebelumnya, pelaksanaan Test Bed E-Pilotage telah dilaksanakan di VTS Tanjung Priok dan Batam, dimana pada pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Dirinya berpesan, semoga pada pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage kali ini juga dapat berjalan dengan lancar dan seluruh personil yang ikut andil dalam pelaksanaan ini selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan menyampaikan, dari hasil pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage di Pelabuhan Tanjung Priok dan Batam sebelumnya, pihaknya bisa memberikan suatu evaluasi yang baik sehingga pada pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage di Tarakan kali ini dapat memberikan suatu penambahan-penambahan fitur baru, untuk mengoptimalisasi peralatan di VTS.

"Setiap ada kegiatan E-Pilotage di pelabuhan-pelabuhan yang akan kita lakukan akan ada penyempurnaan-penyempurnaan, baik terhadap SOP maupun standard-standar komunikasi, sehingga kita berharap pada 4 (empat) Pilot Project di tahun 2020 ini bisa menggambarkan secara utuh kebutuhan bagaimana kita mengoptimalkan manfaat VTS ini khususnya untuk melakukan E-Pilotage," kata Hengki dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/7).

Lebih lanjut, Hengki menjelaskan kegiatan uji coba (test bed) E-Pilotage kali ini dapat terlaksana dengan baik atas dukungan dan koordinasi yang baik antara kantor Disnav Kelas III Tarakan, kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan, serta dengan seluruh Stakeholder terkait. 

"Hari ini kami akan mencoba untuk mensimulasikan kapal yang nanti akan dipandu dari alur sampai masuk di area labuh, dan saat ini pandu sudah ada di VTS sehingga nanti bisa berkomunikasi dengan nakhoda dan kita harap satu siklus E-Pilotage dapat kita lakukan hari ini," ujar Hengki.

Sebagai informasi, kapal target yang akan digunakan pada pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage E-Pilotage kali ini yaitu Kapal MV. S’Hail Al Mafyar, yang berbendera Qatar. Kapal tersebut berjenis Bulk Carrier dengan muatan batu bara dengan kapasitas 40.085 GT. "Kapal ini cukup besar  dan ini menurut kami secara positif dapat memberikan masukan kepada kami, tentang bagaimana uji coba (test bed) E-Pilotage dilaksanakan pada jenis kapal tersebut", kata Dia.

Selain itu, tutur Hengki, penerapan E-Pilotage ini dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan fitur VTS, antara lain alert pada reporting point komunikasi dan pada design Alur dan Zonasi perairan yang ditetapkan, serta pemanfaatan CCTV surveillance VTS dan Radar. 

Pelaksanaan uji coba (test bed) E-Pilotage kali ini juga dapat didemokan secara terintegrasi dengan MCC (Marine Command Center) yang merupakan pusat kendali operasi di kantor pusat Kementerian Perhubungan, yang dapat memantau langsung pergerakan kapal, dengan VTS Tarakan. 

Ke depan, Hengki berharap perlu dilakukan integrasi data yang ada di stakeholder lain seperti BMKG dengan VTS, sehingga data yang diperoleh secara realtime dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. "Saya juga menghimbau kepada VTS operator dan pandu agar dapat meningkatkan kapasitas dalam mengimplementasikan operasional VTS sesuai dengan perkembangan teknologi, termasuk dalam melaksanakan  komunikasi dan broadcast terkait info kondisi alur, SBNP dan cuaca.” 

Adapun kondisi alur pelayaran di Tarakan memiliki panjang alur sekitar 20 NM, lebar alur sekitar 850 - 950 M dengan kedalaman 10 - 50 M LWS yang dapat melayani kapal berukuran 35 - 90.000 GT. Kantor Distrik Navigasi Kelas III Tarakan juga telah menyediakan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 13 unit, diantaranya 8 unit pelampung suar dan 5 unit rambu suar.

Dalam acara ini juga turut hadir Para Direktur di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut, Para Kepala Distrik Navigasi Kelas I, II, III, dan Para Kepala UPT di Lingkungan Ditjen Perhubungan Laut. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Tarakan, Perwakilan dari PT. Pelindo IV (Persero) dan General Manager PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Tarakan.

Lebih lanjut, dalam kesempatan kunjungan yang sama, Direktur Kenavigasian juga mengunjungi lokasi pembangunan Menara Suar Tg. Batu di Tarakan, yang pembiayaan pembangunannya dilaksanakan melalui skema pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sebagai alternatif pembiayaan pembangunan oleh Pemerintah selain melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement