REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang pada Selasa (7/7) pagi terjadi di 53 km barat laut Jepara, Provinsi Jawa Tengah, getarannya terasa di beberapa bagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Supervisor Pusat Gempa Regional VIIStasiun Geofisika Yogyakarta Nugroho Budi W menjelaskan getaran akibat gempa di Jepara terasa di daerah Mlati, Kabupaten Sleman; Sedayu, Kabupaten Bantul; serta beberapa bagian Kulon Progo.
"Gempa tersebut menghasilkan spektrum gelombang seismik yang luas dirasakan hingga DIY disebabkan memiliki energi yang cukup besar," kata Nugroho.
Menurut dia, energi gempa yang besar mampu menjangkau wilayah yang jauh karena mengalami proses pemantulan dan pembiasan gelombang. Selain faktor sumber gempa, ia menjelaskan, kondisi geologi lokal juga menjadi faktor penyebab gempa itu dapat dirasakan atau tidak.
"Wilayah dengan kondisi geologi yang didominasi lapisan endapan atau sedimen akan memiliki peluang merasakan getaran gempa disebabkan gelombang gempa yang melalui kondisi geologi tersebut akan mengalami pembesaran gelombang gempa atau amplifikasi," kata dia.
Sugeng, warga Sentolo, Kulon Progo, merasakan getaran gempa yang cukup kuat sehingga dia bergegas keluar rumah. "Terasa banget seperti gempa (Yogyakarta) 2006. Rumah bergetar kencang. Tetangga saja langsung membunyikan kentongan," kata Sugeng.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang terjadi Selasa pukul 05.54 WIB. Berada di laut pada koordinat 6.12 Lintang Selatan dan 110.55 Bujur Timur atau 53 km barat laut Kota Jepara pada kedalaman 578 km.
Menurut BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa itu.